PorosLombok.com –
Kita setuju dengan artikel yang mengatakan jika jarang bicara membuat otak bodoh, walaupun kita sendiri malas untuk bicara, tapi beberapa penelitian memang begitu adanya, saat kita terhubung dengan percakapan, ini memberi dorongan pada otak Anda sehingga dapat merangkai kata agar dimengerti oleh orang lain.
Namun jika kita pikir ini keliru, dan kita masih berpikir jika mengasah otak hanya perlu berhitung membaca atau dengan memecahkan teka-teki, dan Masih Berdiri dibalik pepatah tong kosong nyaring bunyinya ini sedikit perlu diluruskan.
Awalnya kita pikir maksud dari sajak ini, sesuatu yang kosong terdengar merdu bunyinya, karena ada kata nyaring di sana Jadi kita pikir tong kosong nyaring bunyinya ini diarahkan kepada orang yang banyak bicara atau yang sering membual, tapi bukankah naluri alamiah manusia adalah ingin bicara, malah jika harus diam itu yang sulit.
ya mungkin mudah untuk kita yang tidak tahu apa-apa tapi jika tahu sesuatu yang sedang dibicarakan, kita sering sulit jika harus diam saja, selalu ingin terburu-buru untuk mengatakannya, dan bisa marah jika tidak diberi kesempatan untuk mengatakan hal yang kita ketahui, karena pada dasarnya manusia itu kosong jadi ketika terisi dengan sesuatu akan bicara banyak tentang hal tersebut.
Sulit bagi kita untuk memendamnya sendiri harus ada seseorang yang mengetahui, karena itu bisa membuat tidak tidur nyenyak malam, kita benar-benar tidak terima jika dicap bodoh oleh orang lain walaupun orang lain juga tidak peduli tentang itu dan itu sangat mudah dilakukan di era digital seperti sekarang ini.
Kita bisa melihatnya di postingan media sosial tapi bukan itu Masalahnya, masalahnya ketika ada banyak kata yang dapat anda kunyah itu membuat anda bosan jika mengatakan yang sebenarnya, jadi anda pun menambah beberapa kata yang diracik dalam wadah kebohongan yang membuat anda menjadi si tong kosong nyaring bunyinya, Namun setelah dicari lebih jauh nyaring ini bermakna keras tinggi atau lantang Jadi jika di harfiah kan benda kosong itu keras bunyinya atau besar suaranya, jadi pertama-tama ada dua tipe manusia dalam hal ini
Orang pintar akan diam dan merenung jika diberitahu, sedangkan orang bodoh akan tersinggung dan mudah marah, karena hati mereka tidak menerima jika diri Mereka terlihat bodoh, jadi mereka akan bertahan pada pendapat bodoh mereka, dan jika pendapat mereka dibantah anda akan melihat mereka berbicara kepada anda dengan urat leher mereka Ini kemungkinan besar mereka kosong dan begitu nyaring bunyinya.
Namun jika orang berilmu, mengetahui sesuatu semakin mereka sadar akan diri mereka yang terlalu kecil untuk berada dalam samudera ilmu yang luas, membuat mereka lebih sering diam dan merenung, Mungkin beberapa kali mereka bisa berhadapan dengan si tong kosong tapi, kita akan melihat mereka sangat tenang namun bukan berarti mereka diam saja.
Orang-orang yang penuh dengan ilmu akan menunggu penjelasan dari si tong kosong ini walau yang mereka bicarakan sampah dapur, Namun dia akan menghargai setiap hal yang mereka katakan, tapi Jangan berharap jika mereka akan menunggu penjelasan.
Mereka bisa saja menarik rambut kita untuk membuat kita berhenti bicara karena mereka tidak rela jika pendapat mereka dikalahkan, tidak masalah dengan pendapat kita mereka bantah bahkan jika kami tahu yang dikatakan itu pendapat yang salah dia sangat bijak menanggapinya walau dia berusaha mengatakan hal yang benar kepada si tong kosong ini
tapi ini hanya berlaku jika orang-orang tidak perlu pendapat kita, jika orang-orang meminta pendapat anda dan anda masih tetap diam maka anda tidak terlihat pintar sama sekali Anda jauh lebih bodoh namun orang pintar juga bisa bodoh dalam percakapan.
mungkin kita sama yang kesulitan bercakap-cakap dengan orang yang tidak dikenal namun, jika kita seperti Kebanyakan orang pintar kemungkinan seorang pembicara yang sangat baik di bidang keahlian, ketika harus menjaga percakapan tetap dengan seseorang diluar bidang kita, tentu akan mengalami masalah, jadi apa membuat kita seperti ini
Celeste Henry menjelaskan bahwa Logika dan kemampuan analitik hebat di bidang kita seringkali mengganggu kita dalam percakapan biasa meskipun keterampilan penalaran sangat bagus untuk memahami masalah yang kompleks namun keterampilan tersebut tidak begitu berguna ketika, digunakan untuk memahami perasaan orang lain ini, tentang percakapan nyata yang mengandung emosi bukan pertukaran informasi yang terkadang kita sebut percakapan.
dan orang yang cenderung emosional seringkali tidak logis dan tidak masuk akal, karena percakapan yang baik tidak mengikuti rencana yang dipikirkan dengan matang itu mengalir itu memutar, itulah yang terjadi ketika anda berhenti berpikir dan mulai merasakan
sayangnya banyak dari kita tidak siap untuk merasakan percakapan. Meskipun tidak ada Penyebab langsung dari perilaku ini namun ada korelasi kuat antara otak kita yang menurun dengan kebangkitan teknologi, jadi orang yang pintar sering diam dalam obrolan karena memang obrolan itu tidak ada hubungan dengan bidang mereka jika ada sesuatu yang ada hubungannya dengan bidang mereka mereka juga akan panjang lebar untuk bicara namun tidak sama dengan tong kosong yang berbicara dengan nada tinggi hanya untuk mengatakan pendapat mereka lebih benar.
(Redaksi)