PorosLombok.com – Jagat maya kembali dihebohkan dengan tren terbaru yang menggelitik: frasa “ubur-ubur ikan lele”. Kombinasi yang terdengar acak ini mendadak viral sebagai pembuka pantun kekinian di berbagai platform media sosial, terutama TikTok dan X (sebelumnya Twitter). Meskipun tidak memiliki makna harfiah, frasa ini justru memikat hati warganet karena keunikan dan unsur humornya.
Fenomena ini bukanlah hal baru. Penelusuran jejak digital menunjukkan bahwa frasa “ubur-ubur ikan lele” pertama kali muncul sekitar tahun 2018. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke sebuah video di YouTube yang merekam momen seseorang yang sedang ditilang. Di tengah situasi tegang, orang tersebut secara spontan mengucapkan, “ubur-ubur ikan lele, kena tilang le.” Ucapan spontan ini menjadi cikal bakal tren unik ini.
Popularitas frasa ini semakin melejit berkat lagu rap berjudul “Ubur-Ubur Ikan Lele” yang dirilis oleh Ecko Show pada tahun yang sama. Dalam lagu tersebut, frasa ini digunakan untuk mengantar baris-baris lirik yang berima dengan akhiran bunyi “e”. Penggunaan frasa ini dalam lagu semakin memperkuat eksistensinya di dunia maya.
Setelah beberapa tahun meredup, “ubur-ubur ikan lele” kembali viral di akhir tahun 2024. Kemunculan kembali video tilang di TikTok menjadi pemicu utama kebangkitan tren ini. Para pengguna media sosial berlomba-lomba menciptakan pantun dengan frasa “ubur-ubur ikan lele” sebagai pembuka.
Keunikan tren ini terletak pada rima yang terkadang terkesan dipaksakan. Pengguna media sosial sering menambahkan akhiran “le” pada akhir baris pantun, menciptakan rima dengan “ubur-ubur ikan lele”. Meskipun terkesan absurd, keanehan inilah yang dianggap lucu dan menghibur.
Contoh pantun yang umum dijumpai antara lain: “ubur-ubur ikan lele, selamat pagi le” atau “ubur-ubur ikan lele, semangat menghadapi hari le”. Meskipun sederhana, pantun-pantun ini berhasil mencuri perhatian dan mengundang tawa warganet.
Kreativitas pengguna media sosial dalam mengolah frasa “ubur-ubur ikan lele” semakin beragam. Selain pantun sederhana, frasa ini juga diadaptasi menjadi meme, video pendek, dan berbagai konten kreatif lainnya.
Fenomena “ubur-ubur ikan lele” membuktikan bahwa kreativitas di dunia maya tak terbatas. Sebuah frasa sederhana tanpa arti harfiah dapat menjelma menjadi tren viral yang menghibur dan memikat banyak orang. Kesederhanaan, humor, dan kemudahan adaptasi menjadi kunci keberhasilan tren unik ini.
Redaksi | PorosLombok