LOMBOK TIMUR | PorosLombok.com – Aktivitas dam truk yang mengangkut galian C yang berlangsung di Dusun Darul Hijrah Desa Anjani Kecamatan Suralaga, selama ini cukup meresahkan dan membahayakan penduduk setempat.
Pasalnya jalur tesebut hanyalah gang sempit yang digunakan tempat anak-anak bermain dan lalu lalang santri yang pulang pergi mengaji.
Aktivitas dump truk tersebut di samping membahayakan warga yang cukup ramai beraktivitas juga merusak jalan gang yang sudah dibeton.
“Ini (jalan Dusun Darul Hijrah red) bukan kategori jalan raya, tapi sebuah gang kecil yang di kanan kirinya terdapat bangunan rumah warga yang cukup mepet dengan jalan gang tersebut. Sangat tidak layak dilalui oleh mobil besar apalagi mengangkut galian yang cukup berat,”kata salah seorang Pemuda Darul Hijrah, yang enggan disebut namanya kepada media ini pada Kamis (23/05).
Menurutnya, apapun alasannya entah dia punya ijin apalagi illegal jalan gang Darul Hijrah tidak layak dilalui dump truk pengangkut galian C, karena jalannya sempit dan ada ribuan santri yang mondok pulang pergi mengaji juga merasa terganggu.
“Sangat berbahaya, sewaktu-waktu pasir yang angkut terkadang tumpah dijalan dan mengganggu masyarakat dan santri yang pulang pergi mengaji. Apalagi musim panas sekarang ini tentu ditambah dengan debu yang beterbangan sangat merusak pernapasan warga,” tandasnya.
Ia menambahkan, kami sudah berupaya menemui Kepala Wilayah Darul Hijrah dan bahkan Kepala Desa Anjani, tapi hanya dijawab akan ditindaklanjuti, namun faktanya hingga saat ini tidak ada buktinya, karena dum itu masih lalu lalang di gang Dusun Darul Hijrah.
“Kami sudah upayakan melaporkan ke pihak Kawil ataupun kepala desa, namun hanya di iya iyakan, tanpa ada respon yang jelas. Setelah kami mencoba bertanya ke pihak pengelola, katanya sudah ada izin. Sudah ada kata sepakat. Nah apa maksudnya ada kesepakatan. Ini kan namanya mengorbankan masyarakat hanya untuk kepentingan mereka,”tandasnya.
Ia meminta kepada pihak pemda itu turun tangan. Jika ini terus berlanjut kami khawatirkan warga akan bertindak sendiri dan akan terjadi keributan dan ini yang tidak kita inginkan.
“Kami dari warga Darul Hijrah dengan tegas penutupan tambang harus dilakukan karena merusak lingkungan dan berdampak negatif bagi warga dan santri,” pungkasnya. (*)