(Lombok Timur, PorosLombok.com)- Insiden yang kembali menimpa para pendaki di Gunung Rinjani jadi perhatian serius Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Widayat. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pola pendakian di Rinjani. “Kita harus cegah insiden serupa,” kata Widayat kepada PorosLombok, Rabu (8/10).
Menurut Widayat, insiden berulang ini harus diidentifikasi akar masalahnya secepat mungkin. Dia mendesak kolaborasi antara Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan pihak terkait lainnya. “Ini bukan hanya soal mengatasi masalah saat ini, tapi juga pencegahan di masa depan,” tegasnya.
Widayat mengungkapkan TNGR perlu bekerja sama dengan BASARNAS, BNPB, BPBD, dan Asosiasi Pemandu Gunung. Kerja sama ini krusial untuk mengubah pola ekstrem yang diterapkan dalam pengelolaan pendakian. “Kita perlu duduk bersama mencari solusi,” tambahnya.
Dia menekankan bahwa pariwisata harus dikelola lebih lembut dan aman. Insiden terbaru menunjukkan pendekatan lama perlu diubah agar pendakian lebih aman. “Jika menggunakan pola yang sama, hasilnya akan sama,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan agar insiden ini tidak memberi kesan negatif tentang Rinjani. Dinas Pariwisata Lombok Timur khawatir dampak insiden ini terhadap kunjungan wisatawan. “Jangan sampai wisatawan merasa mendaki Rinjani seperti menantang maut,” ujarnya.
Hal ini bisa memengaruhi minat pendaki. Oleh karena itu, TNGR harus segera bertindak untuk memastikan keselamatan pendaki. “Jangan sampai insiden ini berulang,” tegas Widayat.
Ia menanti pernyataan dari TNGR dan berharap evaluasi serta kolaborasi yang baik dapat mencegah kejadian serupa di masa depan. Masyarakat juga diimbau mendukung dengan memberikan masukan konstruktif. “Ini tanggung jawab kita bersama,” tuturnya.
Dengan evaluasi menyeluruh, diharapkan pendakian di Rinjani bisa lebih aman dan nyaman. Keamanan pendaki harus jadi prioritas agar pariwisata di Rinjani terus berkembang tanpa mengorbankan keselamatan. “Kita semua berperan dalam keselamatan di Gunung Rinjani,” pungkasnya.
Pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) belum memberikan tanggapan ketika dimintai keterangan terkait insiden tersebut hingga berita ini diterbitkan.
(Arul/PorosLombok)