Lombok Timur, PorosLombok.com– Kehadiran Yayasan Gawah Lauk Foundation (GLF) sebagai lembaga kemanusiaan memberikan harapan baru bagi M. Faizil Hakiki, bocah berusia 12 tahun asal Desa Sepapan, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Faizil, yang dikenal sebagai santri ceria di pondok pesantren, kini menghadapi tantangan berat setelah kesehatan yang semula baik mendadak terpuruk.
Pada Senin, 28 Oktober 2024, Faizil mengeluhkan sakit perut setelah pulang dari pondok. Keluarga awalnya mengira ini hanya masalah ringan. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi Faizil semakin memburuk. “Perutnya membesar, dan kami merasa tidak punya pilihan lain,” ujar sang ayah, suara bergetar menggambarkan kepasrahan yang mendalam.
Dalam upaya mencari pertolongan, keluarga membawa Faizil ke Puskesmas Jerowaru dengan harapan mendapatkan perawatan yang tepat. Namun, harapan itu segera pudar ketika dokter merujuknya ke Rumah Sakit Labuan Haji. Di rumah sakit tersebut, Faizil menjalani operasi, tetapi setelah hampir seminggu, kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.
“Melihat tubuhnya yang semakin kurus dan perut yang membesar akibat jahitan yang hampir putus, membuat orang tuanya putus asa,” ungkap Ketua GLF, Ayunan, dengan nada penuh empati.
Dalam situasi yang semakin mencekam, keluarga memutuskan untuk membawa Faizil ke Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Setibanya di sana, tim medis terkejut melihat kondisi Faizil. “Kami menemukan bekas jahitan berbau tidak sedap dan segera melakukan tindakan medis darurat,” tambah Ketua GLF.
Ayunan menegaskan, bahwa mereka tidak bisa tinggal diam melihat kondisi Faizil yang semakin parah. Menurutnya, ini adalah tanggung jawab bersama untuk memberikan dukungan kepada anak-anak yang berada dalam situasi sulit. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan, karena setiap dukungan sangat berarti bagi keluarga yang sedang berjuang.
GLF berkomitmen untuk terus menggalang dana demi membantu Faizil dan anak-anak lainnya yang membutuhkan. “Kami berharap melalui kampanye yang dilakukan, lebih banyak orang akan tergerak untuk membantu meringankan beban yang ditanggung oleh Faizil dan keluarganya,” ungkap Ayunan.
Ketua GLF ini menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi Faizil dan memberikan dukungan yang diperlukan selama proses pemulihan. “Kami akan memastikan bahwa Faizil mendapatkan perawatan terbaik dan tidak merasa sendirian dalam perjuangannya,” ujarnya penuh keyakinan.
“Saya ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjadikan kesehatan anak-anak sebagai prioritas. Setiap anak berhak mendapatkan akses kesehatan yang memadai dan perhatian yang penuh kasih,” tutup Ayunan, menekankan komitmen lembaganya dalam mendorong perubahan positif di masyarakat, terutama dalam hal kesehatan anak.
Saat ini, Faizil tengah berjuang di ruang perawatan dengan diagnosa sementara post-laparotomi. Ia memerlukan perawatan intensif agar dapat kembali beraktivitas seperti anak-anak seusianya. GLF mengucapkan terima kasih kepada Rumah Sakit Umum Provinsi NTB atas pelayanan yang diberikan, serta kepada para relawan yang terus memberikan dukungan.
Dengan kondisi kesehatan yang kritis, Faizil memerlukan perhatian dan perawatan medis yang intensif. Tim dokter di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB bekerja cepat dan terkoordinasi untuk menangani infeksi akibat jahitan yang terbuka, sekaligus memastikan bahwa Faizil mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memulihkan kekuatannya.
Dukungan dari masyarakat sekitar dan relawan kemanusiaan terus mengalir. Bantuan tidak hanya berupa materi, tetapi juga doa dan semangat yang diberikan kepada keluarga Faizil. Solidaritas ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah cobaan, selalu ada kebaikan yang menyatukan.
Yayasan Gawah Lauk Foundation terus melakukan penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan Faizil. Mereka percaya bahwa setiap kontribusi, sekecil apapun, dapat memberikan harapan baru bagi Faizil dan keluarganya. Dengan koordinasi yang baik antara pihak yayasan, tenaga medis, dan relawan, diharapkan Faizil dapat segera pulih dan kembali menjalani kehidupan normalnya sebagai seorang santri yang penuh semangat.
(Arul/PorosLombok)