close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

30.1 C
Jakarta
Senin, Oktober 13, 2025

Lautan Jemaah Serbu Hultah ke-90 Madrasah NWDI, Ketum PBNW Gaungkan Tiga Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

(PorosLombok.com) – Lautan manusia membanjiri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani, Lombok Timur. Ratusan ribu jemaah Nahdlatul Wathan (NW) dari berbagai daerah datang menghadiri Hultah Akbar ke-90 Madrasah NWDI. Minggu (12/10/2025).

Sejak sebelum subuh, arus jemaah sudah memadati kawasan pesantren. Banyak yang rela bermalam di bawah tenda agar bisa menyaksikan langsung peringatan akbar yang digelar setahun sekali itu. Area seluas lebih dari 3 hektare pun penuh sesak oleh jemaah yang datang membawa semangat silaturahmi.

Ketua Umum PBNW TGKH Muhammad Zainuddin Atsani mengatakan Hultah ke-90 menjadi momen refleksi perjuangan NW sekaligus ajang memperkuat komitmen kebangsaan.

“Menyambut Indonesia Emas 2045, kami menyiapkan tiga pilar utama: kecerdasan spiritual, intelektual, dan teknologi digital,” kata Atsani di hadapan jamaah.

Menurutnya, kecerdasan spiritual menjadi pondasi pembentukan karakter, kecerdasan intelektual menumbuhkan budaya membaca dan berpikir ilmiah, sementara teknologi digital jadi sarana membangun peradaban modern.

“Kalau ketiganya berpadu, lahirlah generasi emas — beriman kuat, berilmu luas, dan melek teknologi,” tegasnya.

Hadir pula Menteri Haji dan Umrah, Dr. KH. Irfan Yusuf Hasim, yang menyoroti hubungan sanad keilmuan antara KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU, dengan TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pendiri NW. Keduanya pernah belajar di Madrasah Assaulatiyah, Makkah.

“Keduanya punya akar ilmu yang sama, karena itu semangat perjuangan mereka juga sejalan,” ujar Irfan.

Ia menekankan pentingnya kemandirian lembaga pendidikan agar tetap bebas menentukan arah kurikulum. Sebagai contoh, ia menyinggung Pesantren Tebuireng yang menolak penegerian demi menjaga idealisme pendidikan.

“Saya mewakili pemerintah tapi sangat menghormati lembaga seperti Nahdlatul Wathan yang berdiri di atas kaki sendiri,” ucapnya.

Irfan juga membawa kabar baik: pemerintah tengah meninjau ulang sistem pembagian kuota haji agar lebih adil, termasuk untuk jamaah dari NTB.

Sementara Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menyebut pendirian Madrasah NWDI oleh Maulana Syaikh 90 tahun lalu sebagai langkah revolusioner di dunia pendidikan.

“Revolusi terbesar bukan lewat senjata, tapi lewat pendidikan. Dari madrasah inilah lahir ribuan lembaga di bawah Nahdlatul Wathan,” kata Iqbal.

Menurutnya, keputusan mendirikan madrasah di masa sulit itu menunjukkan visi besar Maulana Syaikh dalam mencerdaskan umat.

Ketua Panitia Hultah, H. Syamsu Rijal, menambahkan perayaan kali ini menjadi wujud syukur atas lahirnya Madrasah NWDI yang kemudian melahirkan organisasi Nahdlatul Wathan pada 1 Maret 1953.

“Tema tahun ini adalah Momentum Kesetiaan: Memperkokoh Komitmen Pendidikan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Syamsul

Rangkaian pra-acara seperti jalan sehat diikuti 40 ribu peserta, lari maraton, pawai motor, hingga seminar internasional menunjukkan semangat luar biasa warga NW dari Sabang sampai Merauke.

(Redaksi/PorosLombok)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU

IKLAN
TERPOPULER