PorosLombok.com, LOTIM –
Angka stunting di Kabupaten Lombok Barat mengalami pergerakan menuju 18,69% hal tersebut berdasarkan Data Distribusi Stunting Per Kabupaten/Kota Tahun 2022 yang bersumber dari Surveilans Gizi Melalui E-PPGBM Pengukuran bulan Agustus.
Demikian yang disampaikan H. Ilham, PJ Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat pada acara Launching Kampung Keluarga Berkualitas dan Dapur Sehat Atasi Stunting se-Kecamatan Narmada di Desa Mekar Sari, Kamis (20/10).
Dikatakannya saat ini Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, terus berusaha melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting, bahkan menurutnya saat ini pihaknya sedang berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan hal tersebut.
“Pada tahun depan kita berharap turun menjadi 14%, tentu ini merupakan tanggung jawab kita semua,” jelasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut kata H.Ilham, tentunya harus ada dukungan dari semua stake holder terutama Pemerintah Desa dengan mengambil langkah-langkah yang baik.
“Seperti yang dilakukan oleh Kepala Desa Mekarsari, “insyaallah” percepatan penurunan akan jauh lebih signifikan,” bebernya.
Dengan keberhasilan tersebut dirinya memberikan apresiasi untuk Kepala Desa Mekar Sari, melalui program Keju Penting, melalui Kelas Menuju Penurunan Angka Stunting.
Lebih jauh ia menekankan pentingnya pola asuh keluarga bagi balita serta penceghan terhadap pernikahan dini yang sering terjadi, sehingga, pencegahan terhadap kasus stunting dapat diatasi.
Senada dengan itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Sama’an dalam sambutannya menekankan pentingnya pola asuh keluarga serta pemanfaatan pangan lokal bagi balita melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)
“Melalui Kampung Keluarga Berkualitas, pemberdayaan masyarakat merupakan hal penting yang membutuhkan intervensi dari berbagai pihak, sehingga ke depan dapat diwujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pangan lokal yang dapat diolah dengan baik oleh masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas,” urainya
Dengan adanya re-konseptualisasi dari Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas, yang dimana kata dia hal tersebut guna mempertegas bahwa Kampung Keluarga Berkualitas merupakan kampung pembangunan kualitas manusia Indonesia.
“Kampung Keluarga Berkualitas ini di harapkan keterpaduan program pembangunan antara Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (Banggakencana) dengan sektor terkait dalam upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat,” jelasnya.
Ditempat yang sama Kepala Desa Mekarsari, Sapinah menyampaikan, Inisiasi terbentuknya Keju Penting, tersebut berawal dari tingginya angka stunting di Desa Mekar sari. Sehingga Pemerintah Desa bersama dengan PKK dan Kader desa melakukan pengecekan di lapangan terkait penyebab tingginya angka stunting.
Dengan Desa Mekarsari dijadikan sebagai lokus Desa stunting, sehingga dirinya selaku Kepala Desa, berinisiatif bagaimana melakukan tindakan di tengah-tengah masyarakat untuk mengatasi stunting, sehingga dicetuskan waktu itu Program yang disebut dengan Dapur Stunting melalui *Keju Penting”.
“dengan adanya Keju Penting yang sekarang menjadi dapur sehat atasi stunting ini, angka stunting di Desa Mekar Sari terus mengalami penurunan.” pungkasnya Sapinah. (*)