Lotim, PorosLombok.com –
Senyum hangat Baiq Hadijah (42), warga Dusun Dalem Lauq, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur, seolah menyapu kesedihan dan memberi harapan anak-anak Difabel siang itu. Senin (01/05).
Baiq Hadijah merupakan salah satu pemerhati anak-anak Difabel di NTB, khususnya di Kabupaten Lombok timur, Pekerjaan ini ia tekuni sejak 6 tahun yang lalu sehingga ia diangkat menjadi wakil ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Nusa Tenggara Barat.
”Mendidik anak-anak Difabel bukan hal yang mudah, tapi saya merasa terpanggil dan begitu prihatin melihat mereka,” ucap Hadijah lirih.
Sejak 6 tahun lalu anak-anak difabel selalu dipandang sebelah mata, bahkan sering dianggap tidak punya masa depan sehingga jarang sekali mendapatkan perhatian baik oleh masyarakat maupun Pemerintah. Melihat hal tersebut, ia merasa sangat prihatin, sedangkan kalau mengacu pada Undang-Undang, setiap warga Negara indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak.
”Sejak itulah saya mulai berpikir bagaimana memperjuangkan masa depan mereka, terutama, dalam hal pendidikan, karena itulah kunci utamanya,” ujar hadijah.
Tidak tanggung-tanggung, dengan segala keterbatasannya ia berhasil mengumpulkan anak-anak Difabel sebanyak 100 orang dari berbagai kecamatan di Lombok timur, dan membuatkan sebuah wadah tempat berkumpul dan belajar bersama bahasa isyarat, bahkan ada yang sudah bekerja dan menyelesaikan kuliah.
Setidaknya dengan capaian ini, ia ikut bangga, bahwa anak-anak difabel juga masih bisa mempunyai masa depan, tentu menjadi bukti, walaupun dengan fasilitas seadanya, mereka berhasil apalagi jika diberikan fasilitas lengkap oleh Pemerintah.
Tempat berkumpulnya dengan anak-anak Difabel merupakan gudang tembakau punya saudaranya, kondisi bangunannya pun cukup memperihatinkan, terlihat atap yang bocor, air yang sulit, mengingat sampai saat ini Pemerintah belum menyiapkan tempat untuk anak-anak Difabel.
Hadijah tampak sedih sekali oleh kondisi rumah singgah tersebut. Namun ia tetap tersenyum demi masa depan anak-anak binaannya, akan tetapi yang paling membuat hatinya lebih miris, saat ia membawa anak-anak didiknya ketempat pemandian umum yang cukup jauh kurang lebih 200 meter dari Lokasi jika ada yang berniat ke kamar mandi karena belum tersedia air bersih.
Keprihatinan juga dirasakan Baiq Fit (20), putri dari Baiq Hadijah, yang selama ini ikut membantunya berkomunikasi dengan anak difabel, yang saat ini masih menempuh pendidikan disalah satu perguruan tinggi negeri di NTB.
Ilmu komunikasi dengan anak-anak Difabel Fit dapatkan otodidak, karena sering bergaul dengan komunitas-komunitas Difabel di Pulau Sumbawa sejak beberapa tahun yang lalu. Dengan kemampuannya tersebut dirinya ikut bergabung dengan komunitas yang dipimpin oleh ibunya (Bq Hadijah -red), sampai sekarang.
Dengan seringnya berkomunikasi dengan banyaknya anak-anak Difabel Fit, mengetahui bagaimana perasaan mereka, baik yang menyedihkan ataupun yang menyenangkan, namun yang paling menyentuh hati ada beberapa perlakuan yang anak-anak Difabel dapatkan seperti Diskriminatif, diremehkan, bahkan ditipu oleh orang.
“Pernah ada salah satu yang curhat ke saya, bahwa dirinya diberikan bantuan di kasih 10 Juta namun yang harus dia terima 5 juta, adalagi ketika mereka melamar kerja ditolak mentah-mentah padahal cuma mau jadi Cleaning Service,” ucapnya
Dengan adanya Komunitas ini diharapkan mampu menjadi wadah advokasi, dan pengembangan kreatifitas untuk masa depan anak-anak Difabel, khususnya di Kabupaten Lombok Timur
Desa Kotaraja
Desa Kotaraja Adalah Desa Yang Berdiri Pada Zaman Kerajaan.. Berdiri Sejak 400 Tahun Yang Lalu Dari Tahun Ini (2023). Memiliki Masyarakat Yang Berjumlah Sekitar 15.000 Jiwa yaitu 4500 KK. Desa Kotaraja Merupakan Desa Budaya Yang Hingga Saat Ini Budaya Tradisional Masih Dipertahankan.
Desa Kotaraja Memiliki Destinasi Wisata Antara Lain: 1. Wisata Budaya 2. Wisata Kuliner 3. Wisata Alam 4. Wisata Buatan 5. Wisata Religi Memiliki Wilayah Yang Sangat Strategis dan Diapit Oleh 2 Sungai dan Merupakan Pintu Utama Untuk Masuk Ke Desa Tetebatu. Salah Satu Destinasi Unggulan Di Desa Kotaraja Adalah Masjid Kuno Cagar Budaya Yang Berdiri sejak 450 Tahun Lalu dan Berdiri Kokoh Di Pusat Desa Kotaraja.
Rumah singgah difabel berada di dusun Dalam Lauq Desa Kotaraja Kecamatan Sikur Lombok Timur, sekitar 100 Kilo Meter dari Perempatan Paok Motong, dan sekitar 2 Kilo dari perempatan Kotaraja. Di Sepanjang jalan ketika memasuki rumah tersebut, terlihat dari luar bangunan yang seadanya, dikelilingi rumah warga yang begitu padat.
Putra kedua Bupati Lombok Timur, Harisma Aly Satria beberapa waktu yang lalu terjun langsung untuk meninjau kondisi rumah singgah anak Difabel tersebut, dan ia berkomitmen untuk bersama-sama memperjuangkannya, terutama untuk sarana air bersih.
Cerita anak difabel di Desa Kotaraja menutup cerita sedih Perjuangan Baiq Hadijah dalam memperjuangkan nasib anak-anak binaannya.
(Arul/ PorosLombok)