Lombok Timur. Poroslombok – Perpustakaan Desa Embung Kandong kecamatan Terara berhasil meraih juara ke-tiga Lomba Perpustakaan Umum Desa / Kelurahan Tingkat Nasional tahun 2020. Hal ini tentunya merupakan prestasi yang membanggakan khususnya bagi desa Embung Kandong karena ini merupakan yang pertama kali mengikuti lomba tersebut dan berhasil meraih juara 3.
Sekdes desa Embung Kandong M. Amin menyatakan bersyukur atas prestasi yang didapatkan oleh Perpustakaan desa Embung Kandong. Menurutnya juara 1, 2 , maupun 3 hanya sebutan tingkatan, akan tetapi hal terpenting yaitu kemajuan dari perpustakaan itu sendiri. Kemajuan tersebut maksudnya bagaimana memacu kreatifitas para pengelola perpustakaan desa/kelurahan dalam meningkatkan mutu dan intensitas layanan perpustakaan bagi masyarakat pedesaan agar terwujudnya kesejajaran dalam memperoleh informasi.
“Memang kita termotivasi melalui lomba-lomba seperti kemarin agar kita lebih maju, artinya kita dapat di peringkat 3, mungkin kita lebih maju lagi untuk meningkatkan motifasi dan pelayanan kita kedepan sehingga prestasi bisa kita tingkatkan”
Tuturnya saat di wawancarai media poroslombok.com Rabu (21/10/20).
Kedepan pihaknya akan selalu berkordinasi dengan Perpustakaan Daerah maupun Provinsi dan disamping itu kordinasi dengan desa-desa yang sudah juara Nasional seperti di desa Rempung. Kemudian penataan di dalam perpustakaan akan dibenahi dengan menambah rak bukunya, disamping itu peningkatan pengoperasian komputer melalui kursus komputer untuk anak-anak akan diusahakan supaya lebih meningkat.
Sementara itu Kepala Perpustakaan Desa Embung Kandong, Dwi Rahayu Susanti sangat bersyukur atas raihan juara 3 Lomba Perpustakaan Umum Desa/ Kelurahan Tingkat Nasional tahun 2020. Pihaknya sudah melakukan Persipan yang maksimal dalam mengikuti lomba tersebut.
Dijelaskannya ada 10 komponen penilaian pada lomba tersebut yaitu Kelembagaan, Gedung/ruang perpustakaan, Perabot dan perlengkapan, Tenaga, Koleksi, Layanan, Anggaran, Kerjasama, Promosi, dan Kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Dari sepuluh komponen penilaian tersebut, Kalau tidak salah kita kalah di komponen anggran dan koleksi” sebutnya.
Santi berharap bisa menggerakkan literasi melalui perpustakaan untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Konsep perpustakaan yang diterapkan berbasis inklusi sosial, dimana pelibatan masyarakatnya lebih banyak. Perpustakaan desa yang di kelolanya tidak hanya layanan membaca atau meminjam buku saja akan tetapi kegiatan-kegiatan yang lain seperti aktif melakukan pelatihan kepada masyarakat, seperti pelatihan pembuatan bunga dari sampah plastik, pelatihan anyaman dari rotan, bambu maupun serabut kelapa dan pelatihan pembuatan kue.
“Kedepan kita tetap akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat, perpustakaan juga ingin kami jadikan sebagai pusat informasi buat masyrakat dan sumber belajar buat masyarakat” tutur santi.
Terakhir ia berharap kedepan Perpustakaan Desa tersebut bukan hanya tempat untuk membaca/meminjam buku saja, akan tetapi juga sebagai tempat berkreasi sehingga mempunyai nilai ekonomis. Hal ini tentunya dengan mengamalkan apa yang telah dibaca dari buku.
(Mr)