close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

28.2 C
Jakarta
Jumat, Februari 14, 2025

Zero Waste Adalah Program Gagal

Oleh : Dr. Karomy S Pd M.Pd, Direktur LK2T.

OPINI : Salah satu program yang menjadi kebanggaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah inisiatif zero waste, yang bertujuan untuk mengelola sampah dari hulu hingga hilir. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat. Namun, setelah mengamati pelaksanaannya di lapangan, kami berpendapat bahwa program ini masih jauh dari harapan untuk mewujudkan NTB yang bersih dari sampah. Realitas yang ada menunjukkan bahwa tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan.

Kegagalan dalam pengelolaan sampah ini disebabkan oleh minimnya prasarana yang mendukung, terutama dalam hal industrialisasi sampah. Saat ini, penanganan sampah di NTB masih menggunakan metode konvensional, yaitu mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Proses daur ulang pun hanya dapat dilakukan pada jenis sampah tertentu, sehingga banyak yang terabaikan. Hal ini mengakibatkan penumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap lingkungan.

Menurut data, sekitar 83 persen atau 3.388 ton dari total sampah di NTB tidak terkelola dengan baik. Dari jumlah tersebut, hanya 641,2 ton sampah per hari yang berhasil diangkut ke TPA. Kondisi ini tentunya menjadi masalah baru bagi masyarakat setempat, yang harus menghadapi pencemaran dan bau tidak sedap akibat sampah yang menumpuk. Dampak kesehatan masyarakat pun menjadi perhatian serius, terutama di daerah yang berada dekat dengan lokasi pembuangan sampah.

Untuk mencapai pengelolaan sampah yang optimal, perlu adanya industrialisasi sampah yang lebih baik. Dengan demikian, masyarakat yang terlibat dalam proses daur ulang juga harus diperhatikan dan diberikan dukungan, agar dapat menciptakan pasar untuk produk daur ulang tersebut. Partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting, sebab mereka adalah garda terdepan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Langkah pertama yang perlu diambil adalah membangun kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dan diskusi di berbagai elemen, termasuk masyarakat umum, pemuda, dan mahasiswa. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan lingkungan perlu menjadi bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah, agar generasi mendatang lebih peka terhadap isu-isu lingkungan.

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah melibatkan komunitas lokal dalam program-program pengelolaan sampah. Komunitas dapat berperan aktif dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah menjadi produk yang bermanfaat. Dengan memberikan pelatihan dan dukungan teknis, masyarakat bisa lebih mandiri dan inovatif dalam mengelola sampah yang dihasilkan.

Kami juga mencatat bahwa program zero waste tidak memiliki peta jalan (road map) yang jelas dari hulu hingga hilir. Program ini terkesan dilaksanakan tanpa melibatkan semua elemen yang ada. Padahal, penanganan sampah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, yang melibatkan pemerintah kota dan kabupaten. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif.

Oleh karena itu, perlu adanya dukungan konkret dari pemerintah provinsi terhadap upaya penyelesaian masalah sampah ini. Salah satunya adalah memberikan insentif kepada pemerintah kabupaten atau kota melalui transfer anggaran, sehingga upaya pengelolaan sampah dapat lebih terarah dan efektif. Dengan adanya dukungan finansial, pemerintah daerah dapat meningkatkan infrastruktur dan program-program pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, penting juga untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi dalam pengelolaan sampah. Misalnya, memberikan penghargaan bagi individu atau kelompok yang berhasil melakukan inovasi dalam mendaur ulang sampah. Hal ini dapat memotivasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi aktif dalam program pengelolaan sampah.

Dalam jangka panjang, keberhasilan program zero waste tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan NTB dapat menjadi provinsi yang bersih dan berkelanjutan. Mari kita bersama-sama mewujudkan perubahan positif untuk lingkungan yang lebih baik di NTB.

Dengan langkah yang tepat dan dukungan dari semua pihak, impian untuk menjadikan NTB sebagai provinsi yang bebas dari sampah bukanlah hal yang mustahil. Mari kita wujudkan NTB yang bersih, sehat, dan berkelanjutan demi generasi mendatang.**

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU

IKLAN
TERPOPULER