close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Exclusive Content:

Jelang Ramadhan 1444 Hijriah, Satpol PP Lombok Timur Amankan 168,75 Liter Miras

LOTIM - PorosLombok.com | Sebagaimana yang sudah disampaikan beberapa...

Aksi Sambut Ramadhan, Bacaleg Perindo Yeni Imron Rosyadi Melakukan Santunan Anak Yatim bersama Ketua DPD Perindo Lotim

Lotim, PorosLombok.com - Ketua DPD Partai Perindo Lombok Timur, HM....

Keren, Kafe Baru “DISINI” Akan Sajikan Produk Unggulan UMKM Lombok Timur

Lotim, PorosLombok.com, - Kafe DISINI, sebuah kafe yang terletak di...

Sosok Baiq Ayu Darma Ning, Pahlawan Pendidikan Yang Rela Mengajar Naik Turun Bukit

Lombok Tengah – PorosLombok.com | Namanya Baiq Ayu Darma Ning Tyas, wanita tangguh dengan semangat membara demi meratanya pendidikan di Indonesia

Wajahnya memancarkan bahagia dan aura optimistis saat mengabdikan diri di daerah terpencil.

Dia saat ini sedang mengusung misi mulia demi bisa dirasakannya pendidikan hingga ke pelosok desa, tepatnya di area perbuktitan di Gubuk Panggel, Dusun Pendem, Desa Mekar, Praya Barat, Lombok Tengah.

“Orang-orang menyebutnya Panggel, karena mungkin ketika ke tempat ini semua akan pegal-pegal untuk kesana ya,” tutur perempuan usia 25 tahun itu.

Walaupun muda, tekatnya tak pernah gentar, ia bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Komunitas Tastura Mengajar harus menjangkau daerah tersebut hampir 2 jam lamanya dari pusat kota.

Dari pusat kota Praya, sebagai ibu kota kabupaten, kemudian menuju ke Dusun Bangket Molo, Desa Mekar Sari, dengan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan.

“Dulu kami mengira Dusun Bangket Molo merupakan dusun terakhir di wilayah perbukitan ini, namun ternyata ada yang lebih jauh yakni Panggel itu,” ungkap wanita berparas cantik yang akrab disapa Tyas itu.

Karena minimnya akses infrastruktur, Dusun Bangket molo merupakan satu-satu nya akses yang paling bagus dan dirasa paling aman untuk menuju Gubuk Panggel.

Perjalanan ke Bangket Molo pun harus melalui akses jalan tanah dan berbatuan, dengan jarak tempuh sekitar 30 menit dari jalan raya.

Baca Juga :  Ketegaran Hati Hj.Nurhidayati Juaini Taofik Mengukir Sukses Sang Suami

“Ketika hujan tiba, tentu akses jalan akan cukup susah dilewati kendaraan sebab beberapa ruas jalan yang becek ditambah dengan beberapa ruas jalan yang juga terkikis akibat hujan,” katanya.

Di Bangket Molo teradapat sebuah sekolah SATAP yakni SD-SMP Negeri 6 Praya Barat dan di sekolah inilah tempat 9 orang anak-anak Panggel bersekolah.

Setelah sampai di Bangket Molo, lalu perjalanan dilanjutkan ke Gubuk Panggel dengan berjalan kaki.

“Kalau musim panas, kendaraan masih bisa digunakan ke Panggel. Namun ketika musim penghujan seperti saat ini, jalan tidak bisa dilewati sama sekali, sehingga harus ditempuh dengan jalan kaki,” ungkap Tyas.

“Biasanya motor kami titipkan di rumah pak Kadus Bangket Molo dan kalau pakai mobil ya sudah kami biarkan ditengah hutan,” lanjutnya.

Bagi perempuan lulusan PGSD Universitas Mataram ini, perjalanan seperti itu tentu bukan hal baru baginya. Sebab ia bersama Tastura Mengajar sudah terbiasa melewati kondisi akses jalan seperti itu.

“Tentu ini tidak seberapa dibandingkan anak-anak Panggel yang setiap hari berjalan kaki hingga satu jam lamanya untuk berangkat ke sekolah,” sebutnya.

Perjalanan ke Panggel, tentu tidak semudah yang dibayangkan, kondisi jalan yang becek ketika hujan, ditambah lagi harus mendaki dan menuruni bukit menjadi rintangan yang selalu memberikan pengalaman yang berkesan bagi Tyas dan rekan-rekannya.

Baca Juga :  Kisah Perempuan Tangguh Penjual Gorengan Keliling

“Paling yang dikhawatirkan adalah ketika diperjalanan tiba-tiba hujan, apalagi kami biasanya membawa alat tulis dan lainnya. Sehingga mantel biasanya harus bawa minimal dua. Satu untuk diri sendiri dan satu lagi untuk barang bawaan, sebab dihutan mana ada tempat berteduh,” ungkap koordinator Divisi Pendidikan Tastura Mengajar itu.

Sesampai di Panggel, lelah mereka pun terhapuskan, karena anak-anak dan penduduk di tempat itu menyambut dengan penuh kehangatan.

“Bahkan tak jarang ketika mereka tengah berladang di tengah hutan kami diminta untuk beristirahat sejenak untuk diberikan minum atau membakar jagung kalau sedang musimnya,” kata Tyas.

Di Gubuk Panggel anak-anak didik dari Tastura Mengajar sebanyak 19 orang, dimana 9 dari mereka telah masuk sekolah jenjang SD dan SMP. Sedangkan 10 lainnya, dapat dikatagorikan telah memasuki jenjang taman kanak-kanak.

“Karena melihat kondisi akses pendidikan mereka yang cukup sulit dijangkau,   sehingga kami menemukan beberapa anak yang masih kesusahan dalam belajar, mungkin tenaga mereka lebih banyak terkuras diperjalanan sebelum akhirnya belajar disekolah,” kata Tyas.

Sehingga melalui kegiatan belajar yang dilakukan di Panggel, mereka mencoba membuat modul pembelajaran sendiri sebagai upaya untuk mengoptimalisasikan pendidikan anak-anak di Panggel.

Baca Juga :  Zurriyatun, Pedagang Dadakan Rasakan Keberkahan Hultah NWDI Ke-87 di Pancor

“Di Tastura Mengajar, tentu kami memiliki modul pembelajaran sendiri, dengan orientasi utamanya yaitu litersi dan numerasi dengan metode yang tentu menyenangkan untuk anak-anak,” ungkapnya.

“Sedangkan untuk anak-anak yang belum masuk sekolah, mulai sejak dini mereka sudah kami kenalkan angka dan huruf, agar ketika sudah masuk SD nanti mereka sudah terbiasa,” lanjutnya.

Meski tidak berkegiatan setiap hari, diakui Tyas bahwa semangat anak-anak disana untuk bisa menulis, membaca dan berhitung sangat tinggi. Bahkan setiap kami datang, mereka sudah siap untuk belajar.

“Biasanya kami bekunjung sebulan sekali dan pasti menginap. Namun tetap, media pembelajaran kami berikan kepada mereka agar bisa tetap belajar. Dan kami pun telah mengantongi data assessment setiap kali berkegiatan, sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya,” kata Tyas.

Tidak hanya itu, berbagai perlengkapan belajar, seperti buku bacaan, papan tulis dibawakan untuk anak-anak agar bisa belajar mandiri dikampung mereka sendiri.

“Tentu harapan kami di Tastura Mengajar kedepan, kami dapat membuatkan mereka pojok belajar, dengan persediaan berbagai keleksi buku bacaan yang bagus serta alat tulis yang lengkap. Sehingga dengan begitu, mereka dapat belajar lebih rajin dan tentu menyenangkan,” pungkas Baiq Ayu Darma Ning Tyas.

(Yami Ulandari/PL)

Berita Terpopuler

Diduga Karna Menagih Hutang, Seorang Perempuan Di Loteng Masuk Penjara

LOTENG, POROSLOMBOK - Seorang perempuan atas namaLina, (30) tahun, alamat Montong Lisung, Desa Semoyang, Kec. Praya Timur. Masuk jeruji  besi diduga akibat menagih hutang...

Mengenal lebih Dalam Gelar Bangsawan Suku Sasak

POROSLOMBOK: Lalu  merupakan gelar yang digunakan sebagai penanda dari keturunan bangsawan Suku Sasak. Gelar Lalu terletak didepan nama kaum Laki- laki masyarakat Suku Sasak. Pada...

Polda NTB Bekuk Dua Pengedar Sabu Asal Desa Kotaraja

LOTIM | POROSLOMBOK- Satuan Narkoba Polda NTB berhasil membekuk dua orang tersangka pengedar narkoba sekaligus pemakai barang haram jenis sabu asal Desa Kotaraja Kecamatan Sikur...

Ngeri! Oknum ASN Lotim Diduga Jual Beli SK, Sanksi Pemecatan Menanti

LOTIM, Poroslombok.com - Kabar jual beli Surat Kerja (SK) pegawai Honor Daerah (Honda) di Kabupaten Lombok Timur tidak hanya ucapan jempol. Pasalnya, jual-beli SK...

Sebagian SK Tenaga Honorer Lotim Tidak Bisa Diperpanjang Karena Anggaran

LOTIM POROSLOMBOK - Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur berencana akan memangkas sebagian tenaga honorer, hal ini dilakukan karena anggaran Daerah tidak mencukupi untuk memberikan upah...

Memilukan! Anggota Polres Lotim Ditembak Sesama Polisi Hingga Tewas

LOTIM | Seorang Anggota Polisi ditemukan bersimbah darah dikediamannya, BTN Griya Pesona Madani Blok XA Denggen  Lotim dengan inisial HT(26 tahun) warga Lingsar Lobar,...
Berita terbaru
Berita Terkait