(PorosLombok.com) – Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Raden Nune Abriadi, meminta manajemen Bank NTB untuk selalu menjaga profesionalisme dalam menjalankan usaha.
Ia mengingatkan, sebagai bank milik daerah, jangan sampai lembaga tersebut terseret kepentingan politik.
“Sebagai mitra kerja BUMD, kami mengimbau Bank NTB menggunakan prinsip kehati-hatian dan profesionalismenya. Jangan mengedepankan kepentingan politiknya,” tegas Raden Nune, Kamis (21/8).
Ia menegaskan, Bank NTB sudah melewati audit internal maupun eksternal. Audit itu dilakukan lembaga resmi, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BPKP.
“Bank NTB sudah diaudit internal dan eksternal, baik BPKP maupun OJK. Itu lembaga resmi sebagai auditor perbankan,” ujarnya.
Menurutnya, audit itu sah saja dilakukan selama sesuai aturan. Terlebih jika audit memang diminta oleh pemegang saham untuk memastikan kinerja bank tetap transparan.
Mengenai isu serangan siber yang sempat mencuat, Raden Nune menegaskan permasalahan itu sudah selesai. Ia memastikan tidak ada kerugian yang dialami nasabah.
“Kalaupun mengenai sistem, ini memang sedang dalam perbaikan. Itu tidak mudah dan membutuhkan biaya sangat tinggi,” katanya.
Ia kemudian menyinggung hasil kunjungan kerja DPRD ke Jawa Timur. Dari kunjungan itu terungkap, Bank Jatim menghadapi persoalan serupa bahkan dengan kondisi yang lebih berat.
Namun, lanjutnya, kasus di Bank Jatim tidak banyak dipublikasikan. Padahal, kerugiannya jauh lebih besar dibanding Bank NTB.
“Kerugian mereka juga jauh lebih besar dari kita, hanya tidak terpublish seperti di NTB,” ungkapnya.
Raden Nune berharap Bank NTB menjadikan pengalaman itu sebagai pelajaran. Ia menekankan, prinsip kehati-hatian dan profesionalisme harus menjadi pegangan agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
(arul/PorosLombok)
