(PorosLombok.com) — Pasca banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Mataram tidak memicu peningkatan jumlah pasien di RSUD Provinsi NTB.
Kondisi layanan kesehatan di rumah sakit rujukan tersebut terpantau stabil sejak banjir terjadi.
Direktur RSUP NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra atau yang akrab disapa dr. Jack, menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan pemantauan ketat terhadap dampak banjir terhadap kesehatan masyarakat. Hasilnya, tidak ditemukan gejala lonjakan pasien secara signifikan di rumah sakit.
“Pasca banjir tidak ada peningkatan jumlah pasien. Tetap stabil seperti biasanya,” ujar dr. Jack, Rabu (8/9).
Ia menambahkan, mayoritas pasien yang datang hanya mengalami luka ringan akibat kondisi jalanan yang licin. Tidak ada temuan kasus berat ataupun pasien dalam kondisi darurat yang memerlukan penanganan serius.
“Paling korban luka biasa karena licin,” katanya.
Selain menangani korban cedera ringan, RSUP NTB juga fokus memantau penyakit menular yang rawan meningkat pascabanjir. Salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kerap muncul saat lingkungan banyak genangan air.
“Tidak ada lonjakan pasien DBD di RSUP pasca banjir,” tegasnya.
dr. Jack menegaskan, RSUP NTB tetap menyiagakan semua tenaga medis dan fasilitas penunjang. Tim surveilans internal juga aktif memantau situasi di lapangan serta berkoordinasi dengan instansi terkait bila terjadi perkembangan kasus.
“Kami sudah siagakan semua tim medis, termasuk di IGD,” katanya menambahkan.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala-gejala ringan yang bisa menjadi indikasi awal penyakit pascabanjir. Masyarakat diimbau tidak menunda pemeriksaan jika mengalami demam atau luka yang tidak membaik.
“Kalau merasa demam atau luka memburuk, segera ke fasilitas kesehatan terdekat,” pesannya.
Selain aspek medis, dr. Jack menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ia menyebut perilaku membuang sampah sembarangan sebagai faktor utama penyumbatan saluran air yang memperparah banjir dan risiko penyakit.
“Drainase tersumbat karena ulah kita sendiri. Mulailah sadar lingkungan,” tutupnya.
(arul/PorosLombok)