close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

30.2 C
Jakarta
Rabu, Mei 21, 2025

Mahasiswa Universitas Hamzanwadi Sulap Desa Jadi Ladang Inovasi, dari Sampah hingga Sekolah Alam

Lombok Timur, PorosLombok.com– Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bina Desa yang dijalankan mahasiswa Universitas Hamzanwadi mulai menunjukkan dampak di sejumlah titik di Lombok Timur.

Mahasiswa tak hanya sekadar hadir, tetapi membawa ide-ide segar untuk menjawab persoalan nyata di tengah masyarakat.

“Ini bukan sekadar KKN biasa, mereka benar-benar kerja nyata,” ujar Dr. Muhammad Juaini, Ketua Panitia KKN Bina Desa, Selasa (20/5).

Di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, mahasiswa fokus pada persoalan lingkungan yang kerap diabaikan.
Mereka menggelar pelatihan pengelolaan sampah berbasis 3R serta budidaya Black Soldier Fly (BSF).

“Metode 3R itu mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Sementara BSF sangat efektif untuk limbah organik,” jelas Juaini.

Selain urusan sampah, mahasiswa juga menerapkan konsep sekolah alam atau nature school untuk anak-anak desa.
Kegiatan ini dilakukan di ruang terbuka dengan pendekatan belajar yang menyenangkan dan interaktif.

“Anak-anak belajar di alam bebas, sekaligus menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini,” katanya.

Di Desa Tetebatu, mereka menyasar sektor ekonomi dan pendidikan.
Mulai dari mendata UMKM, mengajar di TPQ, hingga Bimbel literasi dan numerasi untuk siswa SD.

“Mereka bahkan door to door memberikan edukasi kesehatan dan tetap rutin jalankan Jumat Bersih,” imbuhnya.

Sementara itu, di Kecamatan Jerowaru, mahasiswa menanam seribu pohon dan bibit mangrove di pesisir pantai.
Gerakan ini melibatkan seluruh kelompok KKN dan jadi momen kolaborasi besar-besaran.

“Gerakan penghijauan ini bukan seremoni, tapi kerja bareng yang terstruktur dan berdampak,” tutur Juaini.

Tak kalah kreatif, di Desa Pandan Wangi, mereka mengajari petani cara mencegah hama dan penyakit tanaman.
Selain itu, barang bekas seperti ember cat disulap jadi tempat sampah untuk mendukung kebersihan lingkungan.

“Kami juga libatkan ibu-ibu lewat posyandu, jadi semua lapisan ikut bergerak,” katanya lagi.

Mahasiswa pun membagikan ratusan bibit buah seperti sawo, jambu, durian, sirsak, dan kayu putih.
Langkah ini sebagai bagian dari upaya penghijauan yang dimulai dari halaman rumah warga.

“Bibit-bibit ini mudah ditanam dan bernilai ekonomi tinggi di masa depan,” tambahnya.

Di Desa Ketangga, Kecamatan Suela, mereka mengembangkan produk berbasis potensi lokal seperti kerupuk daun kelor.
Program ini ditujukan untuk membangun pola hidup sehat dan inovatif dari desa.

“Mahasiswa datang bukan cuma bagi ilmu, tapi juga membentuk gerakan,” kata beberapa warga yang terlibat.

Menurut Juaini, seluruh kegiatan dirancang agar mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi langsung menyatu dengan kehidupan warga. Mereka diberi kebebasan untuk mengidentifikasi masalah dan merancang solusinya sendiri.

“KKN ini menjadi ajang pembuktian bahwa mahasiswa mampu jadi penggerak perubahan di akar rumput,” tegasnya.

(*/PorosLombok)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU

IKLAN
TERPOPULER