UKM ECC IAIH Pancor Melaksanakan kegiatan Opening Ceremony Meet and Greet di yayasan Al-hafizin

0
484

LombokTimur. POROSLOMBOK – Unit Kegiatan Mahasiswa English Care Club (UKM ECC ) melaksanakan kegiatan Opening Ceremony Meet and Greet antar anggota, Kamis ( 29/10 ).

Kegiatan Meet and Greet ini dilaksanakan di YPPP Al-Hafizin NW Ajan desa Loyok Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. UKM ECC yang di bentuk pada tahun 2019 lalu ini, memiliki jumlah anggota pada tahun pertama ketika pelantikan pengurus memiliki sekitar 180 anggota.

Saat di konfirmasi awak media Poroslombok, Ketua ECC Burhanuddin menjelaskan bagaimana sejarah dirinya membangun Komunitas tersebut. Berawal ketika ia semeter I di IAIH NW Pancor dan melihat tidak ada pergerakan mahasiswa yang fokus terhadap pendidikan khususnya bahasa inggris di Kampus, membuat dirinya bersama teman-temannya untuk membuat sebuah komunitas yang aktif untuk mengasah skill dalam berbahasa Inggris.

“Saya mencoba untuk membuat konsep bagaimana saya akan menjalankan UKM yang ingin saya bangun dan pada saat itu hanya masih menjadi menjadi wacana. Kemudian saya bertemu dengan dosen di kelas saya jurusan Ekonomi Syariah dan pada saat itu ada mata kuliah bahasa Inggris yaitu Ilham, M.Pd. dan alhamdulllah dosen yang sekaligus menjadi pembina saya sekarang memberikan dorongan pada waktu itu” tuturnya.

Baca Juga :  Tak Henti-henti, Rachmat Hidayat Kembali Salurkan Bantuan PENA untuk Masyarakat Lombok Timur

Dijelaskannya berawal dari support dosen tersebut ia mencoba untuk berkomunikasi secara interaktif bersama wakil Rektor 3 dan ia diundang untuk bertemu berkomunikasi terkait dengan UKM tersebut.

Setelah pertemuan dengan Wakil Rektor 3 tersebut ia mencoba untuk mengundang / mengajak rekan-rekan terdekatnya di kampus untuk sosialisasi terhadap apa yang menjadi tujuan dari UKM tersebut.

“Saat sosialisai kami berusaha untuk mengkemas program-programnya dan lain sebagainya. Dan waktu itu sangat pendek sekali dan kami langsung mencoba memberikan nama yang terkait tentang kondisi kampus dan situasi di kampus” ucapnya.

Burhanuddin menjelaskan nama ECC sangat relevan terhadap kondisi mahasiswa di Kampus. ECC maksudnya club yang peduli terhadap bahasa Inggris. Artinya walupun anggotanaya tidak ada yang jurusan bahasa Inggris namun dirinya sangat bersyukur bahwa anggoatanya eksis bisa peduli terhadap bahasa Inggris dan melalui wadah tersebut mereka membuat suatu lingkungan untuk mewadahi anggotanya, bagaimana mereka mengekpresikan kemampuan mereka untuk belajar Bahasa Inggris dan Ketika kelompok ini terbentuk mereka berkumpul dengan visi dan misi yang sama.

Kemudian ECC yang dibentuk tentunya memiliki program jaka pendek dan jangka panjang dan dari program tersebut ia berharap output nya nanti ada program tahunan. Dimana program tahunan tersebut bisa menjadi tali untuk mewadahi kampus menjadi daya tarik dari luar tehadap Kampus melalui bahasa, khusunya bahasa Inggris.

Baca Juga :  Pondok Pesantren Nurul Azhar Mencetak Santri Islami Berwawasan Wirausaha

Ia berharap kedepan bisa menjalankan program sesuai dengan prosedur yang ada di kampus dan tidak ada hambatan baik itu terkait tentang anggaran dan sebagainya sehingga anggota bisa semangat untuk segala kegiatan yang di bentuk.

“kami harapkan juga ketika rekan-rekan mengikuti UKM ECC ini, mereka tidak hanya fokus terhadap bidang mereka masing- masing di kampus. Namun mereka juga memiliki terobosan yang lain artinya bisa memanfaatkan skill yang mereka miliki kedepan setelah mereka keluar dari kampus” tuturnya.

Sementara itu dewan Pembina UKM ECC Ilham, M.Pd. menyampaikan dirinya merasa bersyukur karena adanya kesadaran dari mahasiswa untuk membuat suatu kelompok yang aktif untuk meningkatkan kamunikasi dalam bahasa Inggris.

Menurutnya bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional sangat penting untuk dipelajari, karena apa yang ia lihat ketertarikan mahasiswa untuk belajar bahasa Inggris sangat luar biasa, artinya meskipun tidak jurusan bahasa Inggris tapi kemampuannya secara skill reading (membaca), speaking (berbicara) atau pada grammarnya mereka mampu, Meskipun secara akademik mereka tidak mengenyam secara total pelajaran bahasa Inggris.

Baca Juga :  Pemdes Kabar Kembali Salurkan BLT DD Tahap Dua

“Jadi ini harus memiliki dukungan penuh dari kampus, bukan saja dukungan secara materil akan tetapi juga dari segi ide maupun gagasan” tutur Ilham.

Selanjutnya Ilham yang merupakan Dosen Bahasa Inggris di IAIH NW Pancor tersebut menambahkan bahwa Kampus tidak hanya fokus dijurusannya saja atau di fakultas-fakultas, tetapi kampus juga punya brand bahwa IAIH NW Pancor siap bersaing dari segi bahasa khususnya Bahasa Inggris. Karena menurutnya tidak menutup kemungkinan kalau mahasiswa IAIH NW Pancor ingin melanjutkan program Pasca Sarjana.

“Kalau tidak memiliki kemampuan bahasa inggris yaitu dengan memahami bagaimana menjawab TOEFL atau IELTS maka secara tidak mungkin mereka akan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi” tuturnya.

Terakhir Ilham berharap mudah-mudahan kegiatan Meet and Greet di tahun kedua ini, pihak kampus juga memberikan dukungan penuh. Karena menurutnya ini adalah aksi nyata dari keinginan atau dari kemampuan-kemanpuan mahasiswa yang mereka miliki dan mereka kembangkan.
(Mr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini