Mataram, PorosLombok.com – Judi online alias judol makin hari makin ganas. Tak pandang bulu, semua bisa kena: bapak rumah tangga, anak muda, bahkan ibu-ibu. Itulah pesan keras yang dibawa Polda NTB saat menyambangi warga Lingkungan Tinggar, Ampenan Utara, Senin (19/5).
Di bawah terik matahari, polisi tak hanya datang untuk formalitas. Mereka bawa peringatan keras: judol bukan main-main, ini racun digital yang bisa merusak segalanya.
“Judol itu bukan hiburan, tapi jebakan. Yang dimainin bukan cuma saldo, tapi masa depan,” tegas Kompol Dewa Gede Sucipta, Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda NTB, saat berdialog langsung dengan warga.
Kompol Dewa membeberkan betapa cepatnya judol merusak: awalnya coba-coba, lalu ketagihan, kemudian kecanduan, dan akhirnya gali lubang tutup lubang. Rumah tangga bisa hancur, anak-anak telantar, bahkan bisa berujung kriminalitas.
“Banyak yang mulai dari HP, berakhir di penjara. Ini bukan cerita sinetron. Ini nyata,” ujar dia.
Warga juga diedukasi cara mengenali modus-modus halus para bandar judol. Mulai dari aplikasi tipu-tipu, bonus palsu, hingga pinjaman online yang mengintai saat dompet korban mulai sekarat.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Mohammad Kholid pun tak mau ketinggalan bersuara. Menurutnya, judol adalah musuh bersama yang harus dibasmi dari akar.
“Kalau ada yang bilang bisa kaya dari judol, itu penipu. Yang kaya cuma bandar. Yang lain nyungsep,” tegasnya.
Polisi mengajak warga tak ragu melapor jika mencium bau-bau praktik judol di lingkungan sekitar. Bhabinkamtibmas, Polsek, hingga kanal digital resmi Polri siap jadi jembatan.
Judol hari ini bukan lagi soal uang—tapi soal nyawa, akal sehat, dan martabat keluarga. Maka, sebelum terlambat: hapus aplikasinya, putuskan aksesnya, dan jangan kasih kendor!
(*/porosLombok)