Atasi Bencana Tanah Longsor, Kades Mamben Lauk Maksimalkan Potensi Desa

0
511

LOTIM, POROSLOMBOK – Bencana alam berupa tanah longsor dari atas bukit dari ketinggian kurang lebih 20 meter terjadi di Dusun Lengkok Telaga,Desa Mamben Lauk,Kecamatan Wanasaba pada selasa kemarin.

Material tanah longsor yang mencapai ketinggian hingga 5 meter tersebut menutupi parit dan seluruh badan jalan tani di areal persawahan dekat permukiman warga yang jika tidak segera ditangani akan berpotensi membuat air meluap jika sewaktu-waktu turun hujan.

Mengetahui hal itu, Kepala Desa Mamben Lauk, M.Hauran, yang mendapat laporan dari Kepala Wilayah (Kawil) Lengkok Telaga, Parhan, segera berkoordinasi dengan Babinsa dan Polmas Desa mamben Lauk, dan pada saat itu juga babinsa segera malaporkan ke atasannya yakni Dandim Lombok Timur di Selong.

“Kondisi ini tadi malam diberitahukan oleh pak kadus/kawil Lengkok Telaga. Sehingga dengan serta merta saya berkoordinasi dengan pak polmas dan pak babinsa. kebetelulan di lokasi galian C (tidak jauh dari lokasi longsor) ada alat berat/excavator. Dan alhamdulillah pemilik alat berat bersedia membantu,” tutur kepala desa mamben lauk, Hauran, saat diwawancarai di lokasi longsor hari ini rabu (18/11).

Hemat Hauran, bahwa pihaknya tidak bisa menunggu bantuan dari pihak berwenang dalam hal ini adalah BPBD, karna dikhawatirkan prosesnya yang agak lama, sedangkan material longsor harus ditangani dengan segera. Sebab menurut Hauran, jika material longsor yang menyumbat saluran irigasi tidak segera ditangani, maka persawahan warga yang mengandalkan air dari saluran tersebut akan mengalami dampak kekeringan.

Kedepan, sambung Hauran, pihaknya melalui desa akan berkirim surat kepada pihak terkait. Sebab menurut dia saluran irigasi yang sudah dangkal harus di normalisasi kembali atau dilakukan pengerukan, agar ketika pada musim penghujan nanti tidak terjadi luapan air yang dapat menggenangi rumah-rumah warga seperti yang sering terjadi pada setiap tahunnya.

“Bencana alam serta merta ini kan perlu anggaran, sementara dari daerah kita tidak diperbolehkan anggaran tidak terduga. Sehingga kami dalam menangani bencana ini akan kami masukkan pada anggaran tahun berikutnya, artinya sekarang kita ngutang dulu biayanya,”bebernya.

Terkait saluran parit irigasi yang sudah dangkal dan membutuhkan biaya pengerukan serta pemeliharaan saluran secara berkala yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Kades Hauran mengungkapkan bahwa, sudah ada 2 orang anggota dewan provinsi yang menyanggupi biayanya dari dana aspirasi.

“Ada 2 orang anggota dewan provinsi, yakni pak H.Muzhir dan bapak TGH.Hazmy Hamzar, sudah siap sedia untuk menanggulangi masalah irigasi ini. Itu yang kami harapkan untuk kedepannya,” ujar Hauran.

Disinggung tentang sejauh mana perhatian pemerintah daerah melalui dinas terkait, Hauran menjawab lugas, bahwa pemda melalui dinas pertanian sudah memberikan bantuan dalam pembangunan irigasi, sembari ia menegaskan bahwa dalam mengatasi bencana tanah longsor saat ini ia tetap mengandalkan dana yang ada di desa dan bantuan 2 orang anggota dewan yang dimaksud.

Dari pantauan media Poros Lombok di lokasi terjadinya tanah longsor pagi ini, Nampak puluhan warga yang mayoritas petani bergotong royong untuk membersihkan material longsor dengan alat seadanya sambil menunggu datangnya bantuan alat berat yang sudah di janjikan oleh kepala desa.

Menejelang siang hari, atau sekitar jam 11 wita, alat berat/excavator yang dijanjikan mulai bergerak dari lokasi galian C yang berjarak sekitar 1 kilo meter dari tempat longsor. Terlihat warga bersama polmas dan babinsa membantu membuat jembatan estapet dari bahan bambu sebagai tempat bertumpunya roda excavator agar tidak merusak jalan aspal yang dilalui.

Sementara itu, masih ditempat sama, pekasih subak lengkok, Muhammad atau yang akrab disapa Amak Rohani mengatakan, bahwa upaya yang dilakukan hari ini hanya bersifat sementara, sebab menurut dia yang sesungguhnya menjadi kekhawatiran warga adalah kondisi parit yang melintasi dusun tersebut sudah sangat dangkal. Sehingga setiap musim hujan selalu terjadi banjir luapan hingga menggenangi rumah-rumah warga.

“Kalo dulu kan kedalaman paritnya sekitar 2 meter, sekarang hanya 20 cm. Sehingga kalo hujan, air itu akan meluap dan naik ke jalan sehingga terlihat seperti bukan jalan tapi seperti sungai musiman,”papar pekasih.

Lebih lanjut pekasih Muhammad berucap, dengan kondisi ini maka mau tidak mau masyarakat terpaksa harus menambah ketinggian pondasi rumah mereka yang kalo menurut hitungannya, biaya untuk menambah ketinggian pondasi rumah warga akan lebih mahal ketimbang biaya pengerukan untuk normalisasi parit yang ada.

Karnanya ia berharap, pemerintah daerah melalui dinas terkait agar segera memberikan perhatian serta tindakan dalam mengatasi masalah tersebut, agar saat tiba musim hujan nanti masyarakat tidak merasa was-was akan adanya banjir luapan. (ns)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini