LOTIM, POROSLOMBOK – masyarakat Desa Wakan, Kecamatan jerowaru Kabupaten Lombok Timur adakan tradisi Ritual adat Sasak tahunan yaitu Bale Beleq kiyai Masmirah atau yang dikenal dengan guru muttaqin, senin (23/11)
Dalam Sambutannya Jumedan Asri.M.Pd Tokoh adat desa wakan menyampaikan acara ini dilakansakan pada setiap tanggal tujuh (7) bulan Tujuh (7) kalender sasak, yang bertempat di bale Beleq, peninggalan seorang wali pada zama dulu sekitar 1545 Mashi yang pernah singgah di tempat dimana acara ini diselenggarakan atau boleh di bilang sekitar 450 tahun silam.
“ditempat inilah kiyai masmirah bermunajat kepada Allah.SWT” ungkapnya
Sambung Jumedan masyarakat desa wakan tidak pernah ketinggalan untuk memperingati acara ini setiap tahunnya untuk membuktikan bahwa masyarakat sangat taat pada Allah.SWT dan bukan acara sirik.
“Namun melalui bale beleq ini sebagai washilah atau perantara karena ditempat ini pernah tinggal seorang waliyullah yang bernama Kiyai Masmirah dan mudah – mudahan kita yang hadir mendapatkan berkahnya. Sebagai tradisi dari acara ritual ini sebelum dilaksanakan doa bersama selalu kita awali dengan acara santunan kepada anak yatim”ucapnya
Ditempat yang sama salah satu mangku adat bale beleq amaq sufi menjelaskan bahwa Tujuan ritual ini diadakan untuk menolak bala, meminta keselamatan bagi masyarakat dan sebagai pemersatu dan mempererat tali silaturahmi sesama muslim khususnya didesa Wakan.yang di hadiri semua sesepuh adat desa Wakan.
“acara ini sangat sakral dan ini juga untuk memperkenalkan cagar budaya yang ada didesa wakan”ujarnya
Dikatan amaq sufi acara ini merupakan acara turun temurun masyarakat desa wakan sebagai penghormatan kepada wali yang sangat berjasa di tempat ini.
Ditempat yang sama Ketua Panitia Muhrim Rajasa menyampaikan ke awak media bahwa Melalui ritual adat ini ,masyarakat adakan zikir dan do’a serta melakukan santunan anak yatim seperti apa yang pernah di lakukan oleh para leluhur terdahulu pada tempat ini, serta bertujuan untuk mengambil kebarokahannya.
Muhrim juga menceritakan kiyai masmirah bersama para pejuang dan pemerintahan saat itu ,tidak hanya meninggalkan bale beleq namun juga meninggalkan gendang Beleq yang hingga saat ini.
“dan masih banyak lagi meninggalan lainnya seperti barang – barang bersejarah”tuturnya
Sambung Muhrim dalam ritual adat bale beleq kiyai masmirah merupakan kegiatan rutinitas yang di lakukan oleh masyarakat sekitarnya , bahwa ada atau tidaknya pemerintah yang hadir ,tetap acara ritual berjalan ketika sudah waktunya tiba dan gambaran umum sejarahnya selalu di sampaikan agar generasi penerus tetap menjaga kelestarian dan keutuhan cagar budaya bale beleq kiyai masmirah.
“seharusnya pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap cagar – cagar budaya yang bersejarah baik nuansa ke agamaan dan nuasa pemerintahan selama sejarahnya positif untuk agama maupun untuk bangsa dan negara” harapnya.
Dikatan muhrim Mengingat Bale Beleq kiyai masmirah wakan ,sangat membutuhkan perhatian semua pihak minimal pemeliharaannya dengan menjaga lingkungannya ( tembok keliling )serta memberikan bantuan terhadap gendang Beleq yang menceritakan sejarah pemerintahan. (rl)