close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

27.9 C
Jakarta
Minggu, Desember 28, 2025

Opini Mia Maharani Dewi : Pariwisata dan Pendidikan, Dua Sayap Masa Depan NTB

(PorosLombok.com) – Transformasi pariwisata dan pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) bukan hanya penting, tapi mendesak. Dua sektor ini bukan lagi opsi, melainkan keharusan jika kita ingin masa depan generasi muda NTB lebih cerah dan mandiri.

Saya lahir dan besar di Lombok. Sejak kecil saya hidup berdampingan dengan alam yang indah dan orang-orang yang sederhana, namun penuh mimpi. Anak-anak di desa punya semangat tinggi untuk belajar, meskipun mereka hidup dalam keterbatasan.

Dari kecil saya menyadari bahwa mimpi mereka sering kali terbentur oleh akses pendidikan yang sempit. Sekolah jauh, fasilitas minim, dan kadang pilihan hidup sudah habis sebelum mereka dewasa.

Saya bersyukur bisa melewati fase itu dan tetap membawa semangat anak-anak desa dalam perjalanan hidup saya. Spirit itulah yang saya bawa dalam aktivitas sosial yang saya jalani hari ini.

Lewat Lentera Pendidikan, saya mendampingi anak-anak dusun untuk tetap semangat menempuh pendidikan. Di tempat terpencil sekalipun, saya percaya bahwa harapan tidak boleh padam, hanya karena jarak atau kemiskinan.

Di sisi lain, saya juga membina perempuan muda melalui Miara Nusantara. Kami bersama-sama mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kepercayaan diri. Mereka yang dulu diam, kini sudah banyak yang berani tampil dan berkarya.

Dari pengalaman itu, saya melihat satu hal yang tidak bisa dipisahkan: pendidikan dan pariwisata adalah dua kekuatan besar. Kalau keduanya berjalan beriringan, desa-desa bisa bangkit dan masyarakatnya bisa tumbuh.

Pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan bukan hanya tentang wisatawan datang dan menginap. Tapi tentang bagaimana budaya lokal, produk UMKM, hingga kuliner desa bisa menjadi wajah utama NTB.

Tapi pariwisata tanpa pendidikan ibarat jalan tanpa arah. Tanpa bekal keterampilan dan pengetahuan, masyarakat lokal akan tertinggal dan hanya jadi penonton di atas tanah mereka sendiri.

Kita tidak bisa berharap desa berkembang hanya dengan membangun hotel atau akses jalan. Kita juga harus membangun manusianya—dengan pendidikan yang merata dan berkualitas.

Anak-anak NTB harus didorong untuk punya mimpi, dan yang lebih penting, diberi alat untuk meraih mimpi itu. Sekolah, pelatihan, literasi digital, dan pembinaan karakter menjadi fondasi penting.

Begitu juga dengan perempuan di desa. Mereka harus diberi ruang untuk tumbuh, belajar, dan berkarya. Keterampilan lokal harus diangkat sebagai bagian dari identitas pariwisata kita.

Transformasi ini bukan proyek instan. Tapi jika dikerjakan dengan kesungguhan, akan lahir generasi muda yang tidak cuma bisa bekerja di industri pariwisata, tapi juga memimpin dan menciptakan peluang di dalamnya.

Bagi saya, pendidikan dan pariwisata adalah dua sayap NTB. Bila dibentangkan bersamaan, NTB akan terbang tinggi, bukan hanya indah dari luar, tapi kuat dari dalam.

Dan yang paling penting: masyarakatnya ikut tumbuh. Bukan sebagai penonton, tapi sebagai tuan rumah yang cerdas, percaya diri, dan berdaya.

 

Mia Maharani Dewi
Sekretaris General Manager ITDC
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili institusi secara resmi

(Redaksi/PorosLombok).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU

IKLAN
TERPOPULER