Lombok Timur, PorosLombok.com – Fenomena menjamurnya konten kreator di Lombok Timur, terutama dari kalangan ibu rumah tangga, belum mampu memberi dampak signifikan terhadap penurunan angka pengangguran. Meski tak sedikit yang sukses, namun persoalan pengangguran justru kian membengkak.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lombok Timur, M. Hairi, mengaku pihaknya tetap memberikan apresiasi kepada masyarakat yang menekuni profesi ini. Menurutnya, meskipun tidak bekerja secara formal, mereka masih memiliki sumber penghasilan.
“Walaupun mereka nganggur, tetapi tetap ada penghasilan. Itu patut kita apresiasi,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/4).
Namun, Hairi mengingatkan pentingnya tanggung jawab dalam memproduksi konten. Ia berharap para konten kreator bisa memberi pengaruh positif di tengah masyarakat.
“Harus memberikan konten-konten yang positif. Jangan sampai sebaliknya, malah menyebarkan informasi hoaks,” tegasnya.
Ia menilai, meskipun ada penghasilan dari aktivitas digital, kenyataannya belum berdampak pada angka pengangguran secara menyeluruh. Jumlah konten kreator yang benar-benar sukses masih tergolong minim.
“Yang seperti itu kan hanya sedikit saja. Tidak berbanding lurus dengan jumlah pengangguran yang besar,” ucapnya.
Menurut Hairi, profesi ini memang bisa menjadi alternatif, tetapi belum bisa diandalkan sebagai solusi utama pengentasan pengangguran.
“Ini tidak bisa membalikkan kondisi yang ada. Pengangguran kita terlalu banyak, sementara konten kreator yang berhasil hanya segelintir,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Lombok Timur tahun 2023 tercatat sebanyak 17 ribu orang. Angka tersebut mengalami peningkatan tajam pada tahun 2024, yakni lebih dari 20 ribu orang.
Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah. Hairi pun menekankan perlunya upaya kolaboratif untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.(arul /PorosLombok)
