PorosLombok.com — Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Timur terus menggenjot pelayanan kesehatan untuk penyakit HIV, Tuberkulosis (TB), dan hipertensi.
Salah satu cara yang ditempuh adalah menggandeng klinik-klinik swasta agar bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Lombok Timur, Lalu Arias Fahrozi, mengatakan kerja sama dengan klinik swasta sudah berjalan cukup baik. Saat ini sudah ada lebih dari 20 klinik yang terlibat dalam program ini.
“Saat ini, sudah lebih dari 20 klinik yang bergabung,” ujarnya Jumat (13/6).
Tujuannya jelas, agar masyarakat yang tinggal jauh dari puskesmas tetap bisa mengakses pengobatan secara gratis. Pemerintah daerah sudah menyiapkan dana yang langsung disalurkan ke klinik-klinik tersebut.
“Jadi, warga yang tinggal di pelosok tidak perlu khawatir. Cukup datang ke klinik terdekat yang sudah bekerjasama,” kata Arias.
Program ini sudah berjalan sejak 2024. Dari 47 klinik yang ada di Lombok Timur, sebanyak 24 di antaranya sudah resmi bergabung. Pemerintah daerah terus mendorong agar klinik lain ikut berpartisipasi memperluas layanan.
Pembiayaan pengobatan, terutama untuk hipertensi, sudah disiapkan oleh pemerintah daerah sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.
“Pembiayaan untuk penyakit seperti hipertensi sudah disiapkan, jadi warga tidak perlu keluar uang,” tambahnya.
Arias juga menegaskan pentingnya MoU antara klinik dan puskesmas. Hal ini agar pelaporan kebutuhan obat tetap melalui puskesmas sehingga pelayanan bisa lebih terkoordinasi.
“Karena klinik berada di wilayah puskesmas yang sama, pelaporan kebutuhan obat tetap melalui puskesmas agar layanan lebih terkoordinasi dan mudah diakses,” ujarnya.
Dengan kolaborasi ini, Dinkes Lombok Timur optimistis layanan kesehatan akan semakin cepat, merata, dan dekat dengan masyarakat.
(arul/PorosLombok)
