LOTIM, POROSLOMBOK -Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu penghasil padi utama di wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal tersebut didukung oleh kondisi alam dan kearifan lokal yang sangat baik. Namun pada saat ini, kondisi alam seperti panjangnya musim kemarau sangat mempengaruhi luas tanam para petani.
Berbagai upaya khusus (upsus) terus dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Lombok Timur. Upaya khusus tersebut diwujudkan dalam bentuk penambahan personil lapangan sesuai dengan visi misi sukma, yakni satu desa satu penyuluh.
“Dengan terwujudnya satu desa satu penyuluh maka informasi lapangan dapat terserap dengan baik. Termasuk dapat memudahkan pelayanan publik” ucap kepala Dinas Pertanian, H.Abadi, pada kamis (8/10).
Salah satu visi misi juga sambungnya, sesuai dengan yang diamanatkan oleh bupati dan wakil bupati untuk meningkatkan produksi padi sudah berhasil dilaksanakan. Dimana pada tahun 2019 lalu produksi padi mengalami peningkatan sebesar 5%. Dengan capaian ini menurutnya menjadi yang tertinggi di NTB.
“Pada tahun 2019 produksi padi kita mencapai 410,278 ton. Sedangkan pada tahun ini, data sampai bulan agustus produksi padi kita sudah mencapai 331,867 ton. Nah dari sisa waktu beberapa bulan tersisa, asumsinya berdasarkan fakta lapangan saat ini maka insyaallah produksi kita akan jauh melampaui hasil produksi pada tahun sebelumnya,”terangnya.
Ia menambahkan, selain penambahan personil, pihaknya juga sudah berupaya keras dalam penambahan infrastruktur berupa saluran irigasi,sumur bor,traktor,alsin,kultivator,sprayer, DAM Parit dan lain sebagainya yang pengalokasiannya tersebar di seluruh wilayah lombok timur berdasarkan skala prioritas.
Lanjut kadis, pihak dinas pertanian membuat saluran air itu berdasarkan pada pertimbangan bahwa, paling tidak saluran air itu tetap terlalui, atau pada saat-saat tertentu saluran itu dibutuhakan untuk dilalui dan tidak semata-mata hanya mengandalkan air hujan saja. Namun begitu, kata kadis, pihaknya juga tetap menerima usulan-usulan dari masyarakat khususnya petani.
“Segala usulan dari masyarakat ketika ada embung misalnya disana, tetap akan kita perhatikan dan akan kita upayakan. Namun karna keterbatasan anggaran, sehingga kita menggunakan sistem skala prioritas,”terang H.Abadi.
Skala prioritas, masih kata kadis, Akan ditentukan melalui hasil temuan dilapangan oleh para penyuluh lapangan. jika dalam hasil survey petugas di lapangan dianggap masuk kriteria prioritas maka akan segera diberikan. Namun jika dianggap masih cukup dengan pasilitas yang seadanya maka itu akan dimasukkan pada priode berikutnya sambil menunggu anggaran.
“Sehingga dengan itu juga, kita sudah membuat proposal senilai 100 (seratus) Miliar ke pihak pertanian untuk saluran irigasi. Semoga saja itu dapat terealisasi,” ucapnya berharap.
Lebih jauh H.Abadi mengungkapkan, selain melakukan upaya tersebut diatas, selaku kadis ia juga secara pribadi akan intens turun untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat sebagai salah satu tufoksi ASN yang menurutnya adalah sebagai pelayan bagi masyarakat.
“Kita itu pelayan masyarakat, bukan bosnya petani. Sehingga kita harus lebih agresif untuk turun kemasyarakat, agar permasalahan-permasalahan dilapangan dapat terungkap,”sebutnya.
Terbaru, tepatnya pada sabtu minggu kemarin, kadis beserta staf nya berkunjung ke aik prapa. Dari hasil diskusi dengan masyarakat setempat, terungkap ada sumber mata air yang jaraknya sekirar 7 kilo meter diatas gunung. Iapun kemudian menindak lanjuti informasi tersebut untuk mencari titik koordinat mata air yang dimaksud.
“Sebagai bentuk tanggung jawab, dengan tertatih-tatih kita naik kesana. Nah nanti kita akan buatkan proposalnya dan akan kita kirim ke pusat. Jika ini terlaksana, maka 895 hektar lahan kering di aik prapa yang potensinya luar biasa, karna dengan ketinggian medium 650-800 meter diatas permukaan laut untuk pengembangan komoditas holti, itu sangat luar biasa,” pungkasnya meyakinkan.(ns)