Lombok Timur. POROSLOMBOK – ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Puskesmas Montong Betok melakukan Orientasi Dokter Kecil tingkat SD/MI yang di ikuti oleh 20 peserta yang berasal dari 7 Sekolah Dasar Negeri, pada Selasa (24/11/2020).
Siswa yang mengikuti orientasi tersebut merupakan petugas UKS yang ada di masing-masing sekolah.
Saat di konfirmasi dr. Kurnia Akmal selaku pemateri sekaligus ketua IDI Lotim menjelaskan tujuan dari orientasi dokter kecil tersebut adalah untuk mendidik sekaligus memberikan pengetahuan kepada petugas UKS tentang bagaimana menjadi penolong atau menjadi duta kesehatan di sekolah masing-masing.
Dijelaskannya untuk sasaran diutamakan kepada siswa SD kelas 4 dan 5 yang dimana menurutnya ini adalah umur yang paling tepat untuk dijadikan duta kesehatan maupun menjadi dokter kecil. sedangkan untuk usia lebih kecil seperti kelas 3, menurutnya terlalu anak – anak sehingga belum bisa menangkap pengetahuan maupun skill yang akan diberikan, dan selanjutnya kalau kelas 6 yang diutamakan menjadi petugas UKS, ia khawatir nanti mereka tidak bisa mengikuti agenda karena banyaknya persiapan untuk ujian.
“Jadi yang paling tepat di siapkan itu sasaranya adalah kelas 4 dan 5 SD” tutur dr. Akmal.
dr. Akmal menjelaskan bahwa program ini merupakan program Ikatan Dokter Indonesia. Dimana nantinya ada dokter-dokter kecil terbaik yang ada di masing masing kecamatan akan di lombakan di tingkat Kabupaten, yang terbaik di tingkat kabupaten akan naik ke tingkat Provinsi dan yang terbaik di tingkat provinsi akan mengikuti finalis dokter kecil di tingkat Nasional.
“Jadi ini memang program yang berkelanjutan, cuma untuk tahun ini agak terkendala semuanya termasuk karena pandemi covid-19” jelasnya.
Adapun materi yang diberikan yaitu ada 3 garis besar materi. Yang pertama yaitu tentang pola hidup sehat termasuk didalamnya bagaiamana pentingnya hidup sehat, bagaiamana caranya hidup sehat dan bagaiamana menjadi contoh serta penyuluh kesehatan di tempat masing masing.
Yang kedua terkait dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK). Disini siswa dijelaskan bagaimana mengenal korban kecelakaan apakah korban sadar atau tidak, apakah ada luka atau tidak, apakah ada patah tulang atau tidak atau tingkat apa kondisi korban kecelakaan.
“Itu adik-adik kita hadapkan mengetahui hal tersebut, sehingga kita juga memberikan pengetahuan dasar tentang pertolongan termasuk juga bagaimana meminta pertolongan itu yang perlu kita lakukan” jelasnya.
Sedangkan materi yang ketiga yaitu bagaiamana menghadapi covid-19 terutama untuk mengetatkan protokol kesehatan terkait dengan covid-19.
Terakhir dr. Akmal berharap supaya di setiap sekolah banyak duta-duta kesehatan atau dokter kecil yang akan mewakili bapak ibu guru maupun tenaga kesehatan untuk bagaiamana mengajak atau mencontohkan pola hidup sehat kepada temannya dan juga bisa memberikan pertolongan ketika ada teman-temannya yang sakit atau misalnya terjadi kecelakaan.
(Mr)