close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Exclusive Content:

LSP Kolaborasi Dengan Yayasan Dharma Kijang Kencana Laksanakan Sertifikasi Kompetensi SDM Pariwisata

Lombok Timur, PorosLombok.com - Sebanyak 62 orang pelaku wisata atau...

Ruslan Turmuzi Ingatkan Penjabat Gubernur Jangan Ada Euforia Berlebihan dan Bekerja dengan Skala Prioritas

MATARAM, PorosLombok com -Anggota DPRD NTB dari PDI Perjuangan...

Cara Asik Pemda Loteng Sambut MotoGP 2023, Pasang Spanduk Hingga Konser Dewa-19

  Lombok Tengah - PorosLombok.com | Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok...

Retak Sejak Gempa 2018, Akhirnya Tembok Ruang Kelas Ambruk di SDN 1 Kumbang

Lotim, PorosLombok.com –

Sebuah ruang kelas di SDN 1 Kumbang desa Kumbang kecamatan Masbagik roboh seminggu yang lalu. Tembok sebelah timur ruang kelas tersebut roboh tak tersisa.

Menurut pengakuan Kepala Sekolah SDN 1 Kumbang, Uswatun Hasanah, S.Pd. bahwa ruang kelas tersebut sudah lama tidak ditempati karena kondisinya yang retak parah.

Ia menceritakan, retaknya tembok sebuah ruang kelas ini karena efek dari gempa pada tahun 2018 lalu yang mengakibatkan retak, berlubang di dekat pintu ruang kelas itu.

“Kemarin setelah dua hari kita libur paska pembagian raport, tiba – tiba ruang kelas ini ambruk” tuturnya saat ditemui pada Senin (10/7).

Disinggung mengenai apakah ruang kelas ini sebelumnya pernah diusulkan untuk perbaikan, Uswatun Hasanah menjawab tidak tahu pasti, karena ia baru menjabat kepala sekolah selama dua bulan di SDN 1 Kumbang.

Baca Juga :  DPRD Lotim dan LRC Tandatangani MoU Kerjasama Mengatasi Kemiskinan dan Ketidaksetaraan

“Saya baru dua bulan disini, tapi kayaknya pasti sudah dilaporkan untuk usulan perbaikan oleh kepala sekolah yang lama” terangnya.

Uswatun menjelaskan menurut informasi dari para guru bahwa semenjak gempa 2018 lalu, ruang kelas tersebut tidak lagi digunakan sebagai ruang kelas karena kondisi retak yang parah, bahkan sempat dipasang garis polisi dulunya.

Untuk itu, sebagai ganti ruang kelas pihak sekolah menggunakan perpuskaan sebagai ruang kelas untuk sementara waktu.

“Paska gempa yang dulu, kita menggunakan perpuskaan sampai sekarang sebagai pengganti ruang kelas sementara” terangnya.

Akan tetapi diakuinya, kondisi ruang perpustakaan itupun sangat memperihatinkan dan masih kurang layak sebagai tempat proses belajar mengajar, terlebih ketika musim hujan ruang perpustakaan itu bocor karena banyaknya genteng yang rusak.

Dengan kondisi ini lanjutnya, tentunya siswa siswi tidak akan nyaman, dan tidak tenang dalam belajar. Karena sejatinya dalam proses belajar mengajar itu membutuhkan kenyamanan.

Baca Juga :  Sosialisasi Bahaya Narkoba di Ponpes NW Anjani, Remaja Diharap Jadi Influenzer

Selaku kepala sekolah, Uswatun Hasanah sangat berharap kepada pemangku kebijakan di Lombok Timur agar segera merespon kondisi ruang kelas yang roboh ini .

“Kami berharap semoga kelas ini cepat diperbaiki, terlebih pak Kadis Dikbud juga kemarin pernah kesini melihat kondisi ruang kelas yang telah roboh ini” harapnya.

Sementara itu Kanit UPT Dinas Dikbud Kecamatan Masbagik, Turmuzi Izkar, S.Pd. menyampaikan bahwa peristiwa ini telah dilaporkan ke Kadis Dikbud Lombok Timur.
Selain itu ia juga melakukan koordinasi dengan camat Masbagik selaku pimpinan pimpinan tertinggi di kecamatan Masbagik.

“Kami sudah sampaikan kepada pak Kadis Dikbud terkait ini, dan pak kadis juga sudah datang melihat kondisi ruang kelas ini. Alhamdulillah langsung pak Kadis masukkan dalam usulan untuk dapat bantuan DAK” tuturnya.

Baca Juga :  Ikuti Program Abdidaya, Dua Organisasi Kemahasiswaan Unham Raih Juara Favorit

Adapun upaya lainnya yang dilakukan Turmuzi yaitu mengundang semua kepala sekolah beserta semua pembina Pramuka dari semua pangkalan gugus depan (sekolah) beserta anggota DKR (Dewan Kerja Ranting) kwaran Masbagik untuk rapat di aula kantor UPTD Dikbud Masbagik pada hari kamis ( 6/7/2023 ).

Pada rapat tersebut disepakati untuk melakukan gotong royong membersihkan puing – puing reruntuhan bangunan yang dikerjakan pada hari Jumat tl( 7/7/2023 ).

“Yang roboh itu tembok dan sebagian gentengnya beserta reng dan usuknya sepanjang kurang lebih 3 meter” jelasnya.

Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko pada sisa bangunan yang masih utuh pada saat gotong royong reng usuk beserta balokan kayu yang menaungi kelas tersebut terpaksa di potong agar tidak terjadi bahaya.
( PL, Erwin )

TERPOPULER

Berita terbaru