close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

32.2 C
Jakarta
Jumat, April 18, 2025

Edisi Jumat : Kisah Namrud, Raja yang Menikahi Ibunya dan Menantang Tuhan dalam Sejarah Kuno

PorosLombok.com – Namrud, seorang raja yang terkenal menikahi ibu kandungnya, merupakan pemimpin keturunan kelima dari Nabi Nuh. Ia dikenal sebagai Namrud bin Khan’an bin Kust bin Ham bin Nuh, dan berkuasa sekitar tahun 275 hingga 1943 sebelum Masehi.

Wilayah bekas pemerintahan Namrud kini dikenal sebagai Irak, bagian dari peradaban Mesopotamia kuno yang sering disebut dalam kitab suci. Ayah Namrud adalah Kus, cucu Nabi Nuh, sedangkan ibunya, Semiramis, menikah dengan ayahnya, Konosaris, di usia remaja.

Setelah berhubungan intim, Konosaris meninggal dunia, sehingga Namrud lahir tanpa kehadiran ayah. Semiramis, seorang wanita cantik dan bijaksana, melahirkan Namrud yang konon tidak pernah disentuh oleh manusia. Hal ini menambah keyakinan bahwa ia adalah anak suci.

Raja Namrud dianugerahi daya intelektual yang tinggi dan menjadi ahli dalam berbagai bidang, seperti seni, desain, matematika, dan ilmu falak. Ia menemukan sistem siksagesimal yang membagi lingkaran menjadi 360 derajat dan satu hari menjadi 24 jam.

Kemahirannya dalam konstruksi bangunan besar juga sangat terkenal. Namrud terlibat dalam pembangunan jembatan, kuil, istana, dan bendungan, serta berkontribusi pada sistem saluran irigasi di lembah Tigris dan Eufrat.

Salah satu karya terkenalnya adalah Menara Babel, bangunan pencakar langit pertama di dunia. Namun, sayangnya, kemampuan ini disalahgunakan untuk menyesatkan rakyat. Ia menciptakan sistem ramalan seperti horoskop untuk menunjukkan bahwa manusia tidak perlu Tuhan.

Menara Babel, yang berarti “pintu gerbangnya sempurna,” dibangun sebagai kuil bagi para pendeta yang memuji Namrud. Namun, menurut sejarah, menara tersebut dihancurkan oleh Allah, dan bahasa yang awalnya satu pecah menjadi 72 bahasa.

Pecahnya Bahasa dan Dampaknya

Akibat pemecahan bahasa ini, rakyat kesulitan berkomunikasi dan melanjutkan pembangunan menara. Namrud juga dikenal sangat meminati ilmu sihir dan mempelajari dari dua malaikat, Harud dan Marud, untuk mempengaruhi pikiran rakyatnya.

Era pemerintahan Namrud ditandai dengan penurunan penghormatan kepada Tuhan. Rakyat didorong untuk mengikuti hawa nafsu, yang mencakup pesta seks dan minuman keras. Namrud pun dijuluki Bakus, dewa anggur, karena kecanduannya pada duniawi.

Ia mengklaim dirinya sebagai Tuhan, merasa lebih tahu tentang kelemahan manusia dibandingkan Tuhan yang jauh. Kisah kontroversial Namrud berlanjut dengan pernikahannya dengan ibunya, Semiramis, yang mengklaim melahirkan Namrud tanpa ayah.

Setelah dewasa, Semiramis merasa cemburu pada gadis-gadis yang mendekati Namrud dan akhirnya menikah dengan anak kandungnya. Setelah kematiannya, peradaban mulai mengagungkan Namrud sebagai Osiris, Isis, dan Horus.

Pengikutnya mengadakan upacara untuk memperingati kematian dan kebangkitan, dengan simbol-simbol seperti pohon cemara yang melambangkan kesuburan. Tradisi ini terus berlanjut, mengajarkan tentang elemen api, ular, dan matahari.

Para pengikut berharap mendapatkan cahaya matahari sebagai sumber kesejahteraan. Kisah Raja Namrud menjadi bagian penting dalam sejarah, mencerminkan kompleksitas dan kontroversi dalam peradaban kuno, serta dampaknya yang masih terasa hingga kini.

Legasi dan Pengaruh Namrud dalam Budaya Populer

Legasi Namrud tidak hanya terbatas pada sejarah dan mitos kuno, tetapi juga mempengaruhi kebudayaan dan sastra modern. Banyak karya seni dan literatur mengangkat kisahnya sebagai simbol tantangan terhadap kekuasaan dan kepercayaan. Dalam banyak cerita, Namrud sering digambarkan sebagai sosok yang menolak otoritas ilahi, menjadikannya tokoh yang kontroversial namun menarik untuk dieksplorasi.

Dalam konteks agama, Namrud sering kali dianggap sebagai representasi dari penolak Tuhan. Kisah hidupnya menjadi pelajaran bagi banyak pengikut agama tentang bahaya kesombongan dan penyalahgunaan kekuasaan. Penggambaran Namrud dalam berbagai teks suci dan sejarah sering kali berfungsi sebagai peringatan akan konsekuensi dari tindakan melawan kehendak Tuhan.

Kisah Namrud juga menjadi inspirasi bagi banyak film, drama, dan karya seni lainnya yang mengeksplorasi tema kekuasaan, penolakan terhadap Tuhan, dan akibat dari perilaku menyimpang. Dengan berbagai interpretasi yang muncul, Namrud tetap menjadi sosok yang relevan dalam diskusi mengenai moralitas, kekuasaan, dan spiritualitas hingga saat ini.

Sumber :

  1. Al-Tabari, Muhammad ibn Jarir. “History of the Prophets and Kings.” 9th Century.
  2. A. R. Anderson. “The Ancient Near East: A New Approach.” 1991.
  3. C. J. H. J. van der Ploeg. “The Tower of Babel: A Commentary on the Old Testament.” 1994.
  4. “The Bible” – Kitab Kejadian, yang mencatat kisah Namrud dan Menara Babel.
  5. John E. McMurray. “The Mesopotamian World.” 2004.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU

IKLAN
TERPOPULER