Lombok Timur, PorosLombok.com | Hampir sebagian masyarakat Lombok Timur banyak yang bertanya tentang tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Bidang Budaya pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) pasalnya selama ini boleh dibilang perannya jarang terlihat terutama pada event-event budaya.
Selama ini, diberbagai event budaya peran Dinas Pariwisata dan Badan Promosi pariwisata (BPPD) Lebih menonjol dari Dikbud baik dari segi dukungan dan sebagainya.
Seperti yang disampaikan salah satu tokoh masyarakat desa Loyok Lalu Arya Karma pada Sabtu (10/02), dimana selama ini ia menilai bidang Budaya pada Dikbud Lotim terkesan Mubazzir karena tidak punya fungsi yang jelas dalam mendukung kegiatan-kegiatan budaya.
“Kami juga sebenarnya bingung apa tugas bidang budaya apakah cuma simbol saja, atau bidang pelengkap saja,” ujarnya.
Dikatakan Lalu Arya, Bidang budaya pada Dinas Dikbud seharusnya berperan aktif dalam memberikan pembinaan terhadap para penggerak kebudayaan di Kabupaten Lombok Timur, seperti melakukan edukasi dan sebagainya.
“Apalagi bidang budaya ini posisi yang cukup strategis dengan iklim Lombok Timur, yang syarat akan nilai budaya sehingga butuh edukasi berkesinambungan,”tandasnya.
Terpisah Kepala Bidang Budaya pada Dikbud Lotim Arfin, S,ip saat dikonfirmasi tentang hal tersebut mengatakan, hal ini terjadi karena Paradigma Pemerintahan dari waktu ke waktu terus berkembang, apalagi sejak bidang budaya dipisahkan dengan Dinas Pariwisata dan gabung ke Dikbud, sehingga ada sedikit perbedaan yang berdampak pada perubahan tupoksi.
“Saat kita gabung di Dikbud maka kebudayaan ini lebih terfokus ke Dunia Pendidikan, dalam hal mengedukasi dan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai budaya yang ada di Kabupaten Lombok Timur kepada para siswa,” jelasnya.
Kemudian kata Arfin, Bidang budaya juga ikut serta menyusun kurikulum tentang kebudayaan dibeberapa mata pelajaran, seperti muatan Lokal(Mulok) dan beberapa kurikulum lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan.
Tak hanya itu, saat ini bidang budaya memiliki program Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang merupakan tujuan dari sebuah budaya, karena dalam FTBI ini akan melombakan 7 macam kegiatan yakni Pidato Bahasa Sasak,Memace (Nembang), penulisan aksara sasak, cerpen dan sebagainya.
“Namun sebenarnya, terkait Tupoksi kita tidak terlepas dari Dinas Pariwisata, karena setiap ada event budaya kami selalu hadir, karena sebenarnya tugas kami di Bidang Budaya berbicara nilai dan Dispar lebih kepada konsep yang dapat berimbas pada perekonomian masyarakat,” bebernya.
Lebih jauh dikatakannya, berbagai event-event di Lombok Timur telah masuk di daftar Pokok Kebudayaan (Dafobud), sehingga ketika saat event digelar oleh Dinas Pariwisata maka Dikbud juga akan berperan untuk menggali nilai yang terkandung dari kegiatan tersebut.
“Nanti hasilnya akan kita koordinasikan dengan Dispar selaku dinas yang bertugas untuk mempublikasikan, atau marketing dan lain sebagainya, yang tentunya dapat berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat,” pungkasnya.
(Arul/PorosLombok)