LOMBOK TIMUR – PorosLombok.com –
Masyarakat dusun Montong Tangar Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur menggelar peletakan batu pertama pembangunan Bale Bubus Batu Kelopok, Kamis (6/7).
Pembangunan Bale Bubus Batu Kelopok itu sendiri bertujuan untuk melestarikan pengobatan tradisional masyarakat Pringgasela yang dikenal dengan sebutan “Bubus Batu Kelopok”.
Ketua Adat Bale Bubus Batu Kelopak di dusun Montong Tangar, Amaq Sohriani (60) menceritakan asal muasal kepercayaan Bubus Batu Kelopok tersebut.
“Kenapa Bubus batu kelopok ini dulunya dikenal sebagai obat tradisional khas suku sasak yang digunakan masyarakat dahulu sebagai ritual pada saat acara khitanan anak,” ucapnya.
Dikatakannya, Bubus Batu Kelopak sendiri merupakan sebutan dari tumbuhan yang ditumbuk dicampurkan dengan berbagai ramuan, tumbuhan ini yang kemudian dikeramatkan masyarakat sekitar.
Tumbuhan tersebut tidak pernah berpindah dan menjadi pasak atau kerap disebut warga setempat lelantok. Sejak zaman dahulu tumbuhan itu di percaya dapat menyembuhkan penyakit.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Bubus Batu Kelopok kerap digunakan saat ada kelahiran, dimana untuk bayi laki-laki akan di bubuskan pada hari ke-9, bayi perempuan pada hari ke-7,” jelasnya.
Lanjut saat di akikah, bayi akan kembali di bubus. Kemudian saat di khitan, sebelum mulai di khitan anak laki-laki akan diberikan bubus batu kelopok terlebih dahulu dengan harapan agar prosesnya lekas sembuh.
“Namun jika lebih dari satu Minggu sesudah di khitan belum juga sembuh maka akan diberikan bubus kembali,” jelasnya.
Lebih jauh dia juga mengungkap alasan dibuatkannya bale adat tersebut.Dimana alasan Bubus batu kelopok (obat tradisional khas suku Sasak) ini dibuatkan wadah atau rumah (bale) karena sejak zaman dahulu tidak memiliki wadah atau tempat untuk ditaruh.
Sedangkan permintaan warga yang mempercayai akan khasiat obat tersebut untuk dibuatkan bale adat terus meningkat.
“Karena bubus ini kalau di lompati atau di langkahi oleh anak-anak ataupun warga yang lain sangat tidak diperbolehkan, itu dianggap sangat tidak sopan,” katanya.
Acara peletakan batu pertama bale adat tersebut juga dihadiri langsung Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkiflimansyah.
Pada kesempatan itu, Dr. Zul sapaan akrabnya mengapresiasi apa yang dilakukan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya Dr. Zul mengungkap, dengan kemajuan sains dan teknologi saat ini orang bahkan bisa memprediksi kapan kelahiran dan kematian bayi.
“Sekedar saya sampaikan bahwa kemajuan tekhnologi dengan Visioner luar biasa saat ini, oleh karenanya dengan adanya upaya pelestarian kepercayaan ini jadi saksi kita hadir di satu tempat untuk memulai kegiatan yang dinubuatkan sebagai satu kemajuan tekhnologi,” kata dia.
“Tokoh-tokoh adat kita juga menghadiri acara ini dengan penuh semangat, kemajuan sains dan tekhnologi memang luar biasa namun juga dengan tetap dibarengi dengan kearifan kita dengan tetap melestarikan budaya lokal,” lanjutnya.
Pada kesempatan itu, Dr. Zul juga memberikan bantuan 100 sak semen untuk pembangunan bale adat itu.
“Nanti kalo Bale Bubus nya sudah jadi saya akan sempatkan waktu untuk mengeceknya,” demikian Dr. Zul.
Foto/Gubernur NTB, Zulkiflimansyah saat menghadiri Acara Peletakan Batu Pertama Bale Bubus Batu Kelopok di dusun Montong Tangar Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Kamis (6/7/2023).
(Yami Ulandari/PL)