LOTIM, Poroslombok.com – Anggota Komisi I DPD RI Perwakilan daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Achmad Sukisman Azmy, M.Hum, atau yang akrab disapa “ASA” kembali melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang bertempat di Aula Lesehan Purnama Masbagik Utara,Kecamatan Masbagik,Kabupaten Lombok Timur pada Rabu (17/02/21).
Acara yang dimulai pada pukul 10.00 Wita tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas PMD Provinsi NTB Dr.H. Ashari, SH. MH, Kepala Dinas PMD Kabupaten Lombok Timur Muhammad Hairy, S.IP, M.Si dan 60 orang undangan dari Aparatur Negara perwakilan dari 20 Kecamatan yang ada di Lombok Timur, serta beberapa orang dari awak media yang meliput acara tersebut.
Diawal pemaparannya, ASA menyinggung tentang kondisi dimana seorang anggota DPD seperti dirinya yang belum mampu berbuat dan berkontribusi maksimal untuk masyarakat NTB dan masyarakat Lombok Timur pada khususnya. Hal itu dikarenakan anggota DPD tidak memiliki dana aspirasi sebagaimana yang dimiliki oleh para anggota DPR maupun DPR RI.
Karna itu, lanjut dia, Saat ini pihaknya lebih fokus dalam mendistribusikan semen, baik ke musholla,masjid maupun pondok pesantren. “kami belum bisa berbuat untuk perseorangan pak. Dengan cara demikian mudah-mudahan lebih bermanfaat, karena tempat-tempat tersebut bisa dipakai untuk kita semua, jadi mohon dimaklumi,”ungkapnya.
Sehingga kedepan ini, lanjut dia lagi, kami juga berpikir apakah nanti (Pileg berikutnya, red) kita akan tetap di DPD atau DPR RI?. “Rata-rata tim kita baik di Mataram,Lombok Barat Lombok Tengah, maupun lombok timur rata-rata mengatakan, kita ke DPR RI saja pak katanya,”tutur ASA .
Jika dipikir, masih kata dia, kedepan jika 268.000 suara yang kemarin hilang 200.000 dan sisanya 68.000 saja, rasa-rasanya sudah bisa untuk menghantarkannya sebagai anggota DPR RI. “Dan dengan demikian, maka tidak terlalu banyak yang akan menjadi beban kita. Dengan pola ini maka dengan dana aspirasi yang ada, kita akan mampu berbuat lebih banyak dan lebih maksimal lagi untuk masyarakat,”tandasnya.
Menurutnya, saat ini pihaknya hanya mampu menyambangi masyarakat saja, dan menyambung lidah dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat. “Meskipun lelah kita ngomong sama menteri kadang-kadang tidak didengar,”ujarnya membandingkan peran dan kapasitas anggota DPD RI dengan anggota DPR RI.
Dalam pemaparannya ASA juga menceritakan, dimana dirinya termasuk dianggap vokal oleh teman-teman anggota dalam menyampaikan aspirasi dan keluhan serta permasalahan yang ada di daerah ini. sehingga pada masa pilkada tahun kemarin (red), pada kesempatan pertama kali, NTB adalah yang pertama kali dikunjungi. “Kemendagri datang kesini, Kemenkumham juga datang ke sini, Kapolri datang ke sini, kemudian Angkatan Darat juga datang ke sini sebelum Pemilu kemarin karena kita dianggap vokal bersuara,”terangnya.
Menurut dia, hal pertama yang ia tanyakan ketika itu adalah, dimana dirinya menanyakan Kenapa Pilkada itu 9 Desember, padahal kita ini dalam masa covid-19. “Apakah pak menteri berani bertanggung jawab kalau korbannya Nanti banyak? kemarin saja tidak ada covid ada 600 lebih yang jadi korban, itu yang saya sampaikan ke Mendagri pada saat itu,”tegasnya.
Selain mempersoalkan resiko terjadinya korban pada saat gelaran pilkada serentak, dirinya juga kemudian menyampaikan persoalan maraknya tenaga kerja asing (TKA) yang datang ke Indonesia kepada Kemenkumham, yakni Mahfud MD.
“Saya sampaikan, pak menteri ada banyak sekali TKA-TKA asing yang datang ke Indonesia ini, ada program pemerintah dimana sekitar 20 juta nanti warg asing akan ada di Indonesia! sekarang saja pak menteri ndak sampai 1 juta kita sudah jadi budak di negeri kita sendiri, apakah seterusnya kita menjadi budak? Saya sampaikan seperti,”tuturnya sembari melanjutkan “Mungkin mereka menganggap terlalu keras kita ngomong, sehingga pilihan pertama mereka datang itu ke NTB,”ujarnya.
Pada kesempatan itu, ASA juga menyampaikan, dimana pada setiap kesempatan dirinya selalu getol untuk menyampaikan kondisi di daerah. Karna itulah, dia mengungkapkan alasannya rajin turun ke lapangan supaya dirinya dapat menyerap aspirasi dan mengetahui persoalan-persoalan krusial yang nantinya dijadikan sebagai bekal untuk ia sampaikan ke pusat.
Terkait dengan empat pilar MPR RI yang merupakan tema dari acara tersebut, ASA memaparkan, Bahwa setelah era reformasi ini cukup dirasakan sekali banyak muatan-muatan yang melonggarkan keutuhan bangsa. itulah sebabnya empat pilar kebangsaan/MPR RI ini didengungkan kembali. kita hawatir dengan kejadian pada masa penjajahan, yaitu dengan sistem Devide et impera (politik memecah belah) ini akan kembali terulang kembali.
“Memang Pancasila ini pada awalnya Selalu dibikin jadi masalah oleh penguasa-penguasa sebelumnya. Dirinya kemudian memberikan contoh tentang beberapa kasus dimana terdapat orang atau masyarakat yang divonis bersalah karena melanggar pancasila, termasuk adanya beberapa kasus dimana orang yang vocal ditangkap dan dianggal melanggar pancasila, sehingga Pancasila ini dianggap menjadi penyebab terjadinya kesalahan masyarakat yang yang vocal. sehingga terjadilah reformasi tahun 97 sampai tahun 99,”paparnya.
Pada era sekarang ini, sambung dia lagi, bukan Pancasila saja tetapi ada undang-undang ITE yang membuat banyak orang menjadi tahanan politik atau tahanan lainnya bagi orang-orang yang tidak suka dengan pemerintah, padahal menurut dia masih banyak cara-cara lain dalam memberikan keritik pedas terhadap pemerintah. “Jadi kalau sebelumnya Pancasila Nah sekarang ini sudah berubah, tetapi sangat dirasakan sekali setelah Pancasila ini tidak lagi di dengungkan, termasuk di sekolah juga sudah sangat kurang menyebabkan timbul keretakan disana sini. Ini secara internal,”paparnya.
Kemudian secara eksternal, lanjut dia, dimana saat ini kita bisa melihat antara Amerika dengan China yang sudah sangat berat, sudah mulai di Laut Cina Selatan pengerahan kapal-kapal induk. kemudian di Samudra Pasifik juga begitu, Samudra Atlantik juga begitu yang arahnya ke arah Indonesia. sehingga menurut hemat dia Indonesia harus mengambil sikap, Apakah kita nanti ke Amerika, apakah kita ke Cina atau kita Netral? inilah permasalahan yang kita hadapi pada masa ini. “kita khawatir sekali ini akan membuat kita terpecah belah lagi,”ucapnya.
Lebih jauh ASA memaparkan, adanya upaya-upaya orang asing untuk menduduki Indonesia ini. Sebab menurut dia sudah dari dulu kita kenal Indonesia ini negara yang sangat kaya. sehingga negara-negara lain itu ingin sepenuhnya menguasai indonesia, Meskipun tidak secara langsung paling tidak menguasai secara indonesia secara politik.
Wilayah indonesia yang sangat luas dan strategis, kekayaan alam yang melimpah ruah, serta tanah yang subur menjadi magnet (Daya tarik) bagi bangsa-bangsa asing untuk menguasai wilayah kita. Sehingga inilah yang dikhawatirkan dimana adanya upaya-upaya orang luar untuk membuat kita paling tidak menjadi negara-negara tertentu, supaya gampang dikuasai, inilah kekhawatiran besar bangsa kita.
Celakanya, menurut ASA, teknologi yang ada sekarang ini seharusnya dapat Kita manfaatkan untuk kemajuan, juga untuk membangun kebersamaan dan sebagainya justru banyak membuat perpecahan. “sosmed kita ini kalau ada pemilihan kepala desa, kemudian pemilihan Bupati, Gubernur ah sudah Black campaignnnya sangat luar biasa. Belum lagi anak-anak kita tidak kenal dengan kita dan lingkungannya. Jadi teknologi ini juga sangat mempengaruhi, apa yang terjadi di barat seolah-olah kita harus samakan dengan yang ada di sini,”ucapnya
Sebelum menutup pemaparannya, ASA berpesan kepada semua khadirin agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan. “Jangan sampai negara yang sangat besar ini, negara yang sangat kaya raya ini mau kita dipecah-belah lagi seperti di masa-masa penjajah, sehingga kita dikuasai kembali,”demikian kata ASA menutup pemaparannya.(ns)