MATARAM,Poroslombok-Buntut dari dilibatkan Tuan Guru, oleh Kepolisian Resor Lombok Timur untuk menghalau demonstrasi pada peringatan hari buruh beberapa waktu lalu, menimbulkan beberapa persepsi ditengah masyarakat.
Bentuk protes dilakukan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rinjani Foundation bersama Mahasiswa Merdeka, dengan mendatangi Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, pada 10 Mei 2021.
Koordinator Umum aksi, Zainul Muttaqin pada orasi politiknya menilai, setiap niat yang baik tindakan yang baik, tidak selamanya menghasilkan sesuatu yang baik, jika tidak dipertimbangkan dengan baik.
“Ketika melakukan sesuatu harus diperhatikan psikologi sosial, culture masyarakat Lotim itu yang seharusnya menjadi pertimbangan, sehingga bisa dikatakan Kapolres Lombok Timur blunder,”tegasnya.
Zainul juga menyebutkan, dengan keterlibatan para ulama tentu merusak nilai teologis yang sudah lama terbangun dipulau seribu masjid dan harus dipertahankan sampai kapanpun.
“Sikap Kapolres itu blunder, Meskipun tujuannya baik, untuk itu kami meminta tupoksi Tuan Guru harus dikembalikan, serta, kedatangan kami ini bukan meminta Kapolda mencopot Kapolres Lotim, Tapi kami minta untuk disikapi secara humanis, Agar kedepan bisa menjadi Lombok timur yg Patuh dan berkarya sesuai dengan selogannya,”pungkasnya.
Lebih lanjut Mantan Guru Sosiologi Man 1 Mataram itu meminta, Kapolres Lotim diberikan pembinaan, tidak meminta untuk dicopot karena memang bukan wewenangnya.
“Kami sejatinya datang ke Polda untuk menceritakan kondisi Lombok Timur saat ini, mengingat peringatan hari buruh adalah ritual tahunan yang tidak perlu disikapi dengan tegang,”tutupnya dengan nada lantang.
Sementara Pihak Polda NTB, dalam waktu dekat akan memanggil Kapolres Lombok Timur, guna menindaklanjuti tuntutan dari Rinjani Foundation dan Mahasiswa Merdeka.(*)