Hasan Gauk: Tidak Masuk Program Prioritas, Nelayan Lotim Seperti di Anak Tirikan

0
359

OPINI, POROSLOMBOK – Pemaparan Kapala Badan Pendapatan Daerah M.Azlan, SE, M,AK pada acara diskusi Fokus Lotim yang di gelar di Mogen Cafe pada sabtu malam yang dimana ia menyampaikan 5 Program Prioritas Pemda Lombok Timur

Program Pemerintah yang di paparkan oleh Kepala badan itu di antaranya pemberantasan kemiskinan, pertanian, infrastruktur, pariwisata, peningkatan pelayanan dasar kesehatan, pendidikan, pelayanan kependudukan, dan terakhir peningkatan kualitas SDM tidak ada disebutkan untuk nelayan membuat masyarakat berpikir nelayan di kabupaten lombok timur seperti anak tiri

kebijakan Pemkab Lotim yang terkesan memandang sebelah mata para nelayan, karna Selama ini citra kemiskinan nelayan di Indonesia sungguh sangat miris mengingat negeri ini memiliki wilayah laut yang sangat luas, lebih luas dari wilayah daratannya.

Seharusnya Pemerintah harus merasa malu atas ketidak becusan mereka mengelola laut, yang mana wilayah laut juga terdapat berbagai sumberdaya yang memiliki potensi ekonomi yang sangat melimpah, yang semestinya dapat dimanfaatkan untuk menjamin kesejahteraan hidup masyarakat nelayan beserta semua keluarganya

Pantai kita nomor dua terpanjang di dunia, yaitu sekitar 81.000 km (Apriliani, 1988: 41), dan sekitar 9.261 desa masuk dalam kategori desa pantai sebagaimana nelayan bukanlah suatu entitas tunggal. Mereka terdiri dari beberapa kelompok, yang dilihat dari segi pemilikan alat tangkap yang dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni: nelayan buruh, nelayan juragan, dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

Kondisi yang dialami nelayan tentunya sangat memprihatinkan, karena nelayan merupakan ujung tombak pengelola perikanan di Indonesia. Mengingat laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sehingga lahan di daratan akan dirasakan semakin sempit, maka matapencarian sebagai nelayan diharapkan menjadi tumpuan harapan di masa depan

Adanya kemiskinan yang dialami oleh nelayan, pengalihan kegiatan ekonomi ke laut dikhawatirkan sulit terjadi, sebab itu akan menyebabkan para anak nelayan tidak tertarik lagi untuk menekuni pekerjaan kenelayanan. Jika ini terjadi, maka kegiatan di darat akan semakin padat, sedangkan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi akan terabaikan. Akibatnya potensi ekonomi yang terkandung di dalamnya akan sia-sia.

Begitu pula sikap apatis terhadap program-program pemerintah juga melanda kehidupan nelayan, karena terlalu sering dieksploitasi oleh pihak luar untuk kepentingan mereka. Akibatnya mereka sulit untuk percaya terhadap program-program yang diperkenalkan, baik itu oleh pemerintah ataupun oleh pihak lain, kecuali sudah terbukti membawa manfaat bagi mereka.

Ini terjadi karena banyak program yang selama ini tidak membawa implikasi bagi perbaikan ekonomi mereka. Perasaan tidak
berdaya juga muncul di kalangan ini, terutama dalam menghadapi ulah para pedagang ikan yang menentukan harga secara sepihak.

Kita berharap pemeritah khusus Pemkab Lotim ikut terlibat mencarikan pasar domestik atau terlibat dalam eksportir karna apa Pemerintah punya Perusahaan Daerah seharusnya perusahaan daerah itu yang memberikan akses terhadap masyarakat baik itu masyarakat Nelayan maupun masyarakat yang lain yang artinya kalau 200 Milyar di sisihkan untuk memberikan masyarakat kapal dan itu dipegang oleh pemerintah baik hasil laut , pertanian itu akan mampu dikirim ke luar NTB baik ke Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain sebagainya

Pemerintah membeli hasil laut dan pertanian dan mereka memasarkan keluar daerah kalau itu dilakukan maka PAD Lombok timur akan meningkat 10 kali lipat (rl)

Sumber : Hasan Gauk Pemerhati Nelayan Lotim sekaligus Dewan Pembina KASTA NTB 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini