LOMBOK TIMUR, POROSLOMBOK- Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Timur menjelang akhir Tahun Anggaran 2021 nyatanya masih jauh dari target. Capaian itu diklaim, tidak lepas dari dampak sistemik Pandemi Covid-19, yang menggerus neraca pertumbuhan ekonomi Lotim ke arah negatif.
“Per tanggal 30 September 2021, PAD kita yang terealisasi mencapai Rp 223,9 M dari target Rp 441 M. Atau jika dipersentasikan baru terealisasi 50,78 persen dari target,” ungkap Kepala Badan Pendapatan Daerah Lotim, M. Azlan, Senin (11/10).
Lanjut Azlan, sekalipun hanya tersisa l triwulan, pihaknya mengaku optimis jika realisasi PAD bisa mencapai di atas 90 persen. Sebab dirasa sangat sulit, jika pihaknya bisa mencapai atau melampaui target PAD, karena beberapa item komponen penyumbang PAD, yang selama ini menjadi sektor penyumbang terbesar tidak bisa dioptimalkan.
“Item PAD yang tidak bisa dimaksimalkan seperti deviden BUMD hanya terealisasi 11 M dari target Rp 24 M, pajak penerangan jalan tidak optimal karena adanya kebijakan pembebasan tagihan, deposito di bank hanya bisa terealisasi Rp 2,6 M dari target Rp 18 M, Lotim Net tidak berjalan, dan pajak hotel restoran lumpuh oleh pandemi,” bebernya.
Masih kata dia, secara praktis item yang masih bisa dioptimalkan untuk mendongkrak realisasi PAD, yaitu optimalisasi pajak MBLB, PBB, dan retribusi OPD pengelola aset daerah. Di samping terdapat upaya strategis lain pihaknya untuk menggenjot capaian PAD, yang dirasa memungkinkan untuk dilakukan.
“Salah satu upaya kita adalah, koordinasi dengan SMP, SMA dan desa untuk konsumsi, karena itu masuk dalam nomenklatur pajak hotel dan restoran,” ujarnya.
Terlepas dari kondisi tersebut, ditegaskan dia, terdapat satu raihan yang patut disyukuri oleh masyarakat Lotim di masa Pandemi Covid-19 ini. Yaitu peringkat Lotim terbaik kedua di dari 10 kabupaten dan kota dalam kemandirian fiskal, setelah dilakukannya evaluasi APBD Perubahan oleh Pemerintah Provinsi NTB.
“Alhamdulillah sekalipun demikian, kita patut bersyukur, Lombok Timur secara kemandirian fiskal menempati peringkat kedua setelah Kota Mataram. Itu merupakan hasil evaluasi APBD Perubahan oleh Pemerintah Provinsi,” tandasnya. (*)