OPINI, POROSLOMBOK – Bandara internasional adalah aset negara yg dikelola oleh BUMN, kebetulan berada di Lombok tengah. Bukan hanya milik dan kebanggaan masyarakat lombok tengah, tapi juga milik dan kebanggaan seluruh warga NTB.
TGH.KH. Zainuddin Abdul Majid ( saya lebih akrab memanggil beliau dengan sebutan: ” Maulana Syech”) memang benar berasal dari Lombok Timur dan pendiri NW.
Tapi beliau bukan saja milik dan kebaggaan lombok timur dan warga NW, tapi satu-satunya putra NTB yg jadi pahlawan Nasional dan menjadi kebanggaan seluruh warga NTB bahkan kebanggaan bangsa Indonesia.
Nama Bandara lazim menggunakan nama tokoh atau pahlawan.
Bandara Sultan Salahuddin di Bima, bandara Sultan M. Kaharuddin di sumbawa, bandara Ngurah Rai di Bali, dan hampir semua bandara menggunakan nama tokoh dan Pahlawan sebagai bentuk penghargaan atas jasa para tokoh dan pahlawan agar generasi selanjutnya bukan termasuk generasi yg lupa sejarah.
Masyarakat di daerah lain sangat bangga , kompak dan mendukung apabila tempat-tempat strategis nggunakan nama tokohnya utk diabadikan.
Kita warga Lombok/Sasak sudah sepatutnya bangga ada putra Lombok/sasak bisa diabadikan secara nasional dan internasional.
Di lombok ada nama jalan Anak Agung Gede ngurah, jalan Udayana, Jalan Gajah mada dan lain – lain yg bukan putra daerah bahkan banyak yg tidak tahu atau mungkin belum tentu berjasa utk daerah tapi kita terima sebagai bentuk toleransi dan persatuan.
Karenanya dengan segala kerendahan hati saya sebagai putra Sasak/Lombok, warga NTB mengajak kelurga saya, Inaq-Amaq, Papuk-Baloq, Dane-Dane, Guru-guru tiang para Tuan Guru utk kita menghentikan polemik nama bandara. Mari kita kompak saling dukung sebagai warga NTB/Lombok/Sasak.
Masih banyak tokoh-tokoh kita yg harus kita abadikan ditempat strategis yg sedang di bangun oleh pemerintah seperti pelabuhan internasional di lombok barat dll agar nama warga NTB semakin dikenal secara luas. (*)
Sumber Fb. suryadi JP