close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Exclusive Content:

Ketua TP PKK Lotim : Hardiknas Momentum Mengingat Pendidikan Berperan Penting dalam Peradaban Manusia

LOMBOK TIMUR | PorosLombok.com - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)...

Kadinsos Ingatkan Kades di Lotim untuk Lebih Hati-Hati Dalam Menyalurkan Bantuan Beras Bulog

LOMBOK TIMUR | PorosLombok.com - Dinas sosial mengingatkan agar...

Hakim Putuskan Terdakwa Kasus Korupsi Pengerukan Labuan Haji Dikurung 6 Tahun Penjara dan Denda 300 Juta

LOMBOK TIMUR | PorosLombok.com - Pengadilan Negeri Mataram gelar...

Alumni Unram Sebut Cawe-cawe Presiden  Bertentangan dengan Semangat Reformasi

MATARAM, PorosLombok.com | Suara keprihatinan sejumlah kampus di Indonesia terhadap kondisi demokrasi di Tanah Air meluas. Setelah Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Andalas, dan Univesitas Hasanuddin, giliran alumni Universitas Mataram (Unram) melontarkan keresahannya.

Alumni yang tergabung dalam Komite Penyelamat Pemilu Jurdil dan Bermartabat Alumni Unram menengarai bahwa kontestasi Pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi rakyat yang jurdil dan demokratis telah diselewengkan.

“Hal ini sangat bertentangan bertentangan dengan semangat reformasi,” kata alumni Unram Sirra Prayuna.

Baca Juga :  Puluhan Purnawirawan Jenderal TNI/Polri Nyatakan Dukungan untuk Anies-AHY di Pilpres 2024

Menurut pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, cawe-cawe presiden di Pemilu tidak pernah terlihat sejak memasuki era reformasi atau sejak presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Namun saat ini presiden yang sedang menjabat justru cawe-cawe di Pemilu 2024, khususnya pilpres.

“Fakta ketidaknetralan presiden dengan cawe-cawe tentunya telah merusak pemilu dan pelembagaan demokrasi kita,” tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, campur tangan presiden dimulai dari kasus judicial review Mahkamah Konstitusi, kemudian pembagian bansos di depan istana, dan bagi bagi kaus untuk salah satu paslon serta menggunakan fasilitas negara mensosialisasikan paslon.

Baca Juga :  Rachmat Bantu Kursi Roda Untuk Salah Seorang Santri Generasi Pertama Muallimat NW

“Berangkat dari itu, kami komite penyelamat pemilu jurdil dan bermartabat alumni Unram mendesak kepada presiden untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu menjadi bapak bangsa yang mengakomodir semua kepentingan elemen bangsa dan tetap netral dalam pemilu,” tegas Sirra yang didampingi alumni Unram Isdiyanto.

Menurut dia, dengan bersikap netral di pemilu, presiden akan dikenang sebagai sosok yang mengutamakan etika dalam kepemimpinannya hingga akhir masa jabatannya. Di saat-saat akhir pemilu ini, pihaknya tidak ingin melihat, mendengar dan mendapatkan laporan ketidaknetralan yang dipertontonkan oleh presiden.

Baca Juga :  Sebelum Idul Fitri, Vaksinasi Covid-19 Untuk Lansia di NTB Ditargetkan Tuntas

“Kalau presiden tidak dapat bersikap netral dan demokratis, maka kami mendesak agar presiden untuk mengundurkan diri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua,” pungkasnya.**

TERPOPULER

advertisement

spot_img
Berita terbaru