Lotim,Poroslombok – Pondok pesantren Irsyadul Mujahidin NW Teliah Desa Sakra selatan Kecamatan sakra mengadakan Kompoi motor/mobil dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya dengan mengusung tema “Santri Peduli Covid – 19” selasa (03/11),
acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengingatkan bahwa ponpes dan santri tidak bisa terlepas dari perannya dalam memajukan bangsa indonesia, terutama dalam dunia pendidikan. Kegiatan ini juga mengajak masyarakat untuk tetep mematuhi protokol Covid -19 karna sampai saat ini kita masih berada di tengah masa pandemi.
Dalam kegiatan ini di ikuti dari berbagai kalangan diantaranya Organisasi IOF Pengcab Lotim, Rinjani foundation, Masyarakat. dan lain- lain tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,
saat di wawancara ketua panitia Acara, sekaligus sekretaris Pondok Pesantren H. Saefudin Zuhri senin (03/11) menyampaikan bahwa komitmen acara ini tidak sekedar Kompoi tetapi juga untuk mensosialisasikan tentang Covid-19.
“Haul ini juga ada bebeapa kegiatan di antaranya lomba Pidato bahasa Inggris, sasak, dan bahasa arab” tuturnya
Sebenarnya resminya Pondok pesantren ini berdiri baru 4 tahun sambung H.Saefudin akan tetapi 7 tahun lalu sudah berdiri tapi berhenti sejanak karna ketua pondok pesantren ini ke mekah untuk mengenyam pendidikan, setelah selasai baru di lanjutkan kembali.
“Ponpes dalam sejarah punya sumbangsih besar dalam dunia Pendidikan dan pembangunan bangsa Indonesia, jadi ini yang mau kita angkat kembali jangan pandang Ponpes sebelag mata ya” ucapnya
Lanjut haji saifudin pondok pesantren bukan hanya sebagai tempat menuntut ilmu agama akan tetapi ilmu yang lain yang perlu di fahami ilmu agama itu adalah induk dari segala ilmu seperti sains, tehnologi dan lain – lain.
“Kita harus jujur mengatakan NTB khususnya Lombok Timur masih tertinggal jauh dalam hal pendidikan makannya kami dari pondok pesantren harus terlibat membantu pemerintah untuk memajukan hal ini” terangnya
Selanjut nya H.Saifudin menerangkan lebih dalam tidak ada bedanya sekolah umum dan sekolah agama jadi sebaiknya di sama ratakan karna ponpes juga di ajari apa yang di ajarkan di sekolah umum Dan kegagalan sekolah saat ini adalah di bidang ahlak.
“Alhamdulillah santri ponpes kami sekarang sudah 160 orang mulai dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah karna kita mengedepankan pendidikan yang murah tapi berkualitas” tutupnya (rl)