Lotim, POROSLOMBOK – Launching Program Baznas “Lotim Cerdas” yang juga dirangkaikan dengan penyerahan insentif kepada Guru Honor Non sertifikasi Tingkat SMP Se-Kabupaten Lombok Timur yang bertempat di aula pendopo Bupati Lotim pada rabu pagi (25/11) berlangsung lancar.
Acara yang dihadiri oleh 215 perwakilan SMP Negeri dan Swasta itu dimulai tepat pada pukul 09.00 wita. Hadir dalam acara tersebut diantaranya, Bupati Lotim HM.Sukiman Azmy, Ketua DPRD Lotim Murnan,S.pd, Kepala Dinas Dikbud Lotim Ahmad Dewanto Hadi, Ketua Baznas Lotim Ismul Basar, dan Sekertaris Baznas Abdul Hayyi Zakaria serta Dua orang dari anggota dewan Penasehat Baznas Lotim.
Saat memberikan sambutan, Bupati Sukiman Azmy memulainya dengan mengutif sebuah cerita, “Ketika Perang Dunia ke-2 berakhir, Kaisar Hirohito itu di Jepang dalam situasi porak-poranda negara Jepang beliau tidak bertanya berapa insinyur yang masih? ada berapa profesor yang masih ada? Tapi pertanyaannya hanya satu, Berapa guru yang masih hidup setelah perang dunia ini?
Artinya apa? Sambung Sukiman sambil mencoba menyelipkan kalimat tanya. itu menunjukkan bahwa, sambungnya dengan nada penegasan, bahwa guru itu menempati posisi yang sangat penting yang sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, kita semua menyampaikan ucapan terima kasih dan ucapan selamat kepada bapak ibu guru yang telah mendedikasikan, telah mengabdi untuk masyarakat bangsa dan negara ini khususnya yang berada di Kabupaten Lombok Timur.
Lanjut Bupati, Seraya memohon maaf bahwa belum maksimal kita berbuat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para guru pada masa kini. dan mudah-mudahan itu tidak akan berlanjut pada masa yang akan datang. “Kesejahteraan guru ini perlu mendapatkan perhatian kita semua. oleh karena itulah pada hari ini kita launching kegiatan ini dengan harapan mudah-mudahan pada episode berikutnya lebih banyak guru yang mendapatkan perbaikan kesejahteraan dari badan amil zakat nasional ini,”Harapnya.
Bupati melanjutkan, kali ini ia mulai menapaki kisah hidup nya yang terlahir dari keluarga seorang guru, “Bapak saya itu guru, terakhir menjadi kepala sekolah. beselipnya, ucap sukiman mencoba membawa susasana kepada masa lalu. Beselipnya atau SK pengangkatan pertama itu tidak pernah ada dalam map di lemari di rumah saya yang berkelana ke sana kemari dari bank satu pindah ke bank lain, habis bank yang satu pindah lagi ke kreditur yang lain. semuanya untuk apa? untuk sekolah kami,” ucap sukiman lirih dengan nada yang mulai terenyuh penuh rasa haru seakan-akan sedang mengingatkan dirinya tentang masa lalu.
Ia terdiam beberapa saat, suasana hening, semua yang hadir seakan larut dalam susasa haru. Perlahan sukiman mencoba tegar dan perlahan kembali pada karakternya sebagai seorang sosok pemimpin yang dikenal dengan ketegasannya sembari melanjutkan kisahnya, “untuk sekolah kami anak-anaknya,” lanjutnya dengan nada yang masih terdengar agak lirih.
Alhamdulillah, sambungnya, kami dari 12 orang bersaudara Alhamdulillah semuanya tidak ada yang menjadi beban dalam kehidupan masyarakat, guru itu rizkinya halal dan berkah. karena itu Bapak Ibu sekalian lanjutnya, Saya ingin mengelaborasi mungkin agak bicara panjang pada hari ini. kita akan melihat pada posisi di mana Guru itu berada dalam asnaf zakat ini.
Tadi Pak ketua baznas menjelaskan asnaf zakat, kata orang nomor satu di lombok timur ini menyambung pidatonya, Saya ingin lebih teliti lagi satu persatu asnaf zakat itu dalam surat at-taubah ayat 60 menjelaskan, ada 8 asnaf sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh badan amil zakat nasional dalam websitenya. maka saya petik satu persatu yang pertama adalah fakir.
Fakir itu adalah mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok kehidupannya hampir-hampir tidak memiliki apa-apa. yang kedua miskin. Mari kita pahami bersama miskin adalah mereka yang memiliki harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Yang ketiga Amil, adalah mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
Yang keempat “Muallaf” mereka yang baru masuk Islam dan butuh bantuan untuk menguatkan tauhid dan Syariah amal ibadahnya. yang kelima mereka yang termasuk dalam kategori budak hamba sahaya. yang keenam “Ghorimin” mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup mempertahankan jiwanya, mereka terjerat hutang piutang.
Yang ketujuh “Fiisabilillah” mereka yang berjuang dijalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, pendidikan, jihad dijalan Allah dan sebagainya, di sini letaknya para guru. dan yang ke-8 “Ibnu Sabil” mereka yang kehabisan bekal di perjalanan dalam ketaatan kepada allah. termasuk disini kata bupati mencontohkan, jika ada anak kita mendapatkan beasiswa dari sebuah perguruan tinggi di luar negeri seperti di Sedan atau di Suriah atau di Mesir dan sebagainya mereka termasuk kategori ini jika ongkos untuk kesana tidak ada maka baznas punya kewajiban mendukung mereka sampai ke sana ongkosnya.
Bagaimana dengan yatim, yatim piatu, dan atau piatu, lanjut Bupati Sukiman Azmy mengingatkan, yang disebut dengan LKSK kan sekarang ini mereka-mereka ini termasuk dalam kategori fakir dan miskin karena tidak punya apa-apa. jangankan harta benda, orang tuanya pun dia tidak punya.
“Maka dia dimasukan dalam kategori LKSK itu, dengan demikian maka LKSK itu merupakan prioritas binaan daripada Baznas, jangan dikurang-kurangilah jatah mereka,”tegas bupati mengingatkan.
Terakhir sebelum menutup pidatonya, Bupati Sukiman kembali mengingatkan kepada Jajaran Baznas untuk lebih giat lagi menggali potensi yang ada. “Ada potensi yang luar biasa pada zakat pertanian 10%. bayangkan kalau kita mendapatkan 10 ton maka harus diserahkan 1 ton, jagung jika mendapat 50 ton maka zakatnya 5 ton. kalau itu benar-benar potensinya kita tahu dan kita jalankan, Masaallah betapa banyak potensi yang bisa kita berdayakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita, mengentaskan masyarakat kita dari kemiskinan dan kefakiran yang kita alami pada saat ini,”Demikian kata Sukiman Azmy menutup pidato sambutannya. (ns)