LOTIM, Poroslombok.com – Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sebagai lembaga negara terus mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan atau yang sekarang dikenal dengan sebutan “Empat Pilar MPR RI” yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Dengan diadakannya sosialisasi tersebut diharapkan dapat menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan dan rasa nasionalisme sesuai dengan semangat proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945.
Karnanya, sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang dulu dikenal dengan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) harus kembali didengungkan agar generasi penerus bangsa dapat mengenali jati dirinya.
“Di era sekarang ini banyak dari generasi muda kita yang kurang memahami pancasila sebagai idiologi negara kita. Akibatnya, rasa nasionalisme dan cinta tanah air kian terkikis,” Demikian disampaikan Anggota DPD RI perwakilan NTB, Ir H.Achmad Sukisman Azmy, M.Hum pada sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Selasa (09/03/21) di Aula Lesehan Purnama Masbagik, Lombok Timur.
Lanjut Sukisman, Empat Pilar MPR RI merupakan kewajiban seluruh anggota DPD RI untuk mensosialisasikannya, dan ia menjadi salah satu anggota yang terpilih untuk tugas tersebut. Karnanya, ia sudah mengunjungi banyak wilayah seperti Bali, Jawa Barat dan lain-lain.
Lebih lanjut, Sukisman menyampaikan, Untuk mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan ini pemerintah sudah berupaya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. karnanya, wilayah-wilayah terpencil yang masih tidak tersentuh atau belum tercover sinyal komunikasi (Blank Spot) akan diupayakan untuk mendapatkan akses internet.
Pada kesempatan tersebut ia juga menyampaikan satu contoh sikap mental yang merupakan sebuah sikap yang menjunjung tinggi rasa nasionalisme masyarakat jawa sebagai perwujudan pengamalan nilai-nilai Pancasila yang Berbhinneka Tunggal Ika.
“Kita harus mengapresiasi sikap mental masyarakat jawa. sebagai mayoritas yaitu 70 persen dari seluruh masyarakat indonesia, mereka tidak memaksakan untuk menggunakan bahasa jawa, tetapi menggunakan bahasa melayu, ini tentu sangat apresiatif sekali,”ungkapnya.
Kemudian di era reformasi ini, sambung dia lagi, yang menjadi tantangan bangsa adalah semakin berkurangnya publik figur. hal ini tentu menjadi ancaman yang dapat menyebabkan terdegradasinya rasa kebanggaan dan kebangsaan anak bangsa.
“Karna itu, rasa cinta terhadap pemimpin harus ditumbuh kembangkan, sehingga bangsa ini tidak mudah untuk dipecah belah,”tandasnya.
Selain itu, Sukisman atau yang akrab disapa “ASA” ini menegaskan, bahwa dirinya juga menolak produk-produk yang datang dari luar sekaligus mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri.
“Dimasa pandemi ini dimana salah satu asfek yang paling dirasakan dampaknya adalah perekonomian masyarakat yang kian melemah. Karna itu, mari kita budayakan untuk membeli produk lokal agar geliat ekonomi rakyat bisa bangkit kembali,” Ajaknya menutup pemaparannya.
Seperti biasa, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab untuk menyerap keluhan dari masyarakat. Namun sebelumnya ASA memberikan tantangan kepada 5 orang peserta untuk menyebutkan 5 butir pancasila secara acak.
Terlihat, Sukisman Azmy tersenyum puas ketika satu per satu lima orang peserta yang maju dengan lancar menyebutkan bunyi pancasila meski diminta secara acak.
Namun, suasanapun menjadi riuh ketika pada giliran berikutnya 4 orang peserta yang kali ini diminta untuk untuk melafazkan bunyi Sumpah Pemuda sangat belepotan, mulai dari yang salah ucap hingga yang terbata-bata.
Sambil memberikan hadiah cendera mata kepada peserta yang diberikan tantangan tadi, Sukisman menjelaskan bahwa hal itu ia lakukan untuk melihat dan menilai apakah para pemuda bangsa ini masih ingat dengan nilai-nilai pancasila sebagai idiologi bangsa.(ns)