close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

28.6 C
Jakarta
Sabtu, Oktober 5, 2024

Rumah Tahfiz Al-Falah, Hadir Sebagai Obat Candu Game Online

LOTIM, Poroslombok.com – Game online bukan hal asing bagi anak-anak zaman sekarang. Mereka bisa duduk berjam-jam tanpa jeda di depan layar komputer/Handphone untuk memainkan permainan modern ini. Buat mereka, boleh jadi permainan ini sangat mengasyikkan. Namun, mengasyikkan tak selalu berarti menyehatkan. Bahkan, bisa jadi membahayakan

Keberadaann game online saat ini sudah begitu mengkhawatirkan para orang tua terlebih ditengah Pandemi Covid-19 yang saat ini sudah merambah kepelosok -pelosok Desa dan Perkampungan yang membuat anak – anak maupun remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain Game ketimbang belajar.

Masalah ini merupakan momok yang menakutkan bagi para orang tua. pasalnya, anak – anak akan jarang memegang buku pelajaran bahkan bisa jadi mereka enggan, hal ini akan berdampak pada menurunnya minat belajar, konsentrasi, hingga kualitas pemahaman mereka tentang pelajaran di sekolah.

Melihat hal tersebut, Awaladun.S.Pd, merasa terpanggil untuk mendirikan sebuah Lembaga atau Pondok Rumah tahfidz yang diberi nama “Al-Falah” yang berada di Dusun Jimse, Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Hal itu ia ungkapkan kepada poroslombok, jum’at (09/04).

Awaluddin menceritakan awal mula berdirinya rumah tahfiz ini. Menurutnya, jiwanya merasa terpanggil ketika melihat adanya ancaman bagi generasi anak bangsa. ia melihat anak-anak seusia Sekolah Dasar sampai tingkatan SMP atau MTS di Dusun Jimse kebanyakan keluyuran dan menyibukkan dirinya dengan memegang handphone, menurutnya ini merupakan masalah yang harus segera dicari solusinya.

Baca Juga :  RAN PASTI DI NTB : Mengatasi Stunting Perlu Pelibatan Semua Kalangan

“Jadi pada dasarnya kami tidak berani menyalahkan mereka tanpa menawarkan suatu solusi tatkala kami melihat mereka menyibukkan dirinya dengan HP. jadi kami rubah kegiatan yang mereka lakukan dengan mengalihkan mereka menyibukkan diri dengan Al-qur’an. Dan Alhamdulillah sejak 9 bulan rumah Tahfiz Al-falah ini berdiri apalagi sekarang masa Covid-19, yang semula mereka lebih banyak berdiam diri di rumah dengan HP sekarang kami rubah dengan berdiam diri dengan Al-quran” tutur Awaludin.

Dikatakannya, sejak perjalanan sekitar 9 bulan yang lalu, perkembangan Rumah Tahfiz Al-falah ini sangat pesat yang semula jumlah santrinya hanya 50 orang sekarang menjadi 125 orang tentunya dalam sistem belajarnya tetap menggunakan Protokol Kesehatan (Prokes) sesuai anjuran pemerintah.

“Santri-santriwati yang sekitar 125 orang itu kami tidak menaruh mereka di satu tempat, kami buatkan dia cluster masing-masing. jadi, alhamdulillah disini kami siapkan dia berugaq, kami atur jarak sesuai standar Prokes Covid-19” tandasnya.

Lebih jauh Awaludin menjelaskan, RumahTahfiz ini sekarang berhasil mengalihkan kesibukan para santri dari yang tadinya memegang HP sekarang sekitar 75% sudah beralih memegang Al-quran. menurutnya, Santri yang sudah hafal sejak mulai terapkan Program tahfiz ini masuk satu bulan setengah yang sudah hapal juz 30 itu jumlahnya 20 orang, dan yang sudah target menyelesaikan 2 juz 1 orang, dan untuk yang tahap kedua sekitar 60 orang sudah menyelesaikan setengah dari pada 30 juz.

Baca Juga :  Pemda Lombok Timur Dilema Hadapi Masalah Tambang Galian C

Sedangkan untuk tenaga Pendidik, lanjut dia lagi, saat ini berjumlah 10 orang. yakni 6 orang yang membidangi Tahfiznya, 1 orang untuk bahasa Arab sudah ada jurusan tersendiri itu pendidikan bahasa Arab (PBA), lalu ada 1 orang untuk tilawahnya, dan ada 2 orang yang tamatan Ma’had membantu dalam mengelola lembaga Rumah tahfidz ini.

“Untuk honor tenaga pendidiknya kami setarakan dengan honor Kabupaten yaitu sekitar Rp.250.000, itu sumbernya dari donatur dan dermawan – Darmawati. dan Alhamdulillah kami di sini punya usaha ekonomi produktif yaitu perbengkelan dan penjualan perabotan rumah tangga, jadi keuntungan di sana 30% kami sisihkan untuk gaji guru dan insentifnya pengganti uang bensin mereka” ungkap pria yang akrab di sapa Ustad awal ini.

Masih kata Awal, dari sejak berdirinya Rumah Tahfiz sampai saat ini tidak pernah ada instansi terkait yang datang ke sini untuk menawarkan atau memberikan sumbangan berupa apapun. pasalnya, pihaknya mengaku agak malu untuk meminta, karnanya ia meminta bantuan dimulai dari lingkungan sekitar.

Baca Juga :  4 Kasus Penyalahgunaan Dana Desa di Lotim Akan Segera dilakukan Audit Inspektorat

“kalau sudah kepedulian masyarakat sekitar sudah kita tumbuhkan insyaallah masyarakat luar juga akan mengikuti” ujar dia.

Adapun Kendala saat ini yang ia hadapi terkait lokasi karna saat ini untuk sementara hanya menggunakan berugak, jadi ia berharap ada donatur atau para dermawan -dermawati yang memiliki kelebihan rezeki untuk mewujudkan rencananya membuatkan para santri bangunan yang sesuai standar untuk tahap kedua yang masih kurang untuk Al-Qur’an hafalan.

“Al-quran hafalan beda dengan Al Quran yang biasa, kalau Al.Qur’an hafalan tidak mudah sobek dan akan mereka (para Santri- red) pegang selamanya seolah meraka memegang Hp” terangnya.

Ia juga mengungkapkan, sejak berdirinya lembaga Rumah tahfidz ini pihaknya tidak pernah meminta bayaran sepeserpun kepada santri ataupun wali santri murni, karna prinsipnya yang penting para santri mau belajar Al.Qur’an baginya itu sudah sangat membanggakan.

“Mudah-mudahan dengan kita berpegang pada Alqur’an membuat kita terhindari dari segala macam penyakit khususnya Covid -19” tutupnya (rl)

TERPOPULER

Berita terbaru