LOMBOK TIMUR, Poroslombok.com – Sebanyak 300 orang guru anggota PGRI Kabupaten Lombok Timur mengikuti sosialisasi Empat Pilar MPR RI yaitu Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara; UUD Tahun 1945; Sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR; NKRI Sebagai Bentuk Negara; Dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara; dibahas secara jelas dalam sosialisasi ini.
Kegiatan tesebut berlangsung pada, selasa (25/05/21) yang diikuti dan dihadiri oleh 5 Badan Sosialisasi yang diantaranya adalah Tiga anggota DPR RI yakni Abraham Liyanto (Virtual), Sofyan Tan, dan Siti Mukaromah serta dua anggota DPD RI yakni H.Achmad Sukisman Azmy, dan Ajbar. Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Timur, H.M.Juani Taofiq, serta ketua PGRI Lotim Lalu Faturrahman.
Dalam sambutanya Ketua PGRI Lombok Timur Lalu Faturahman menyampaikan, bahwa pihak PGRI sangat bangga atas dilibatkannya dalam acara ini, dan ia juga mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat atas hal ini.
Lebih lanjut ia menyampaikan, bahwa PGRI Lombok Timur merupakan organisasi atau wadah berkumpulnya ribuan guru yang menjembatani seluruh guru dikabupaten lombok timur. Menurutnya, wadah ini sangat tepat untuk mensosialisasikan program-program pemerintah kepada masyarakat yang salah satunya adalah program sosialisasi 4 pilar MPR RI.
“Kami sangat berharap program ini tidak hanya sampai di tingkat kabupaten, kami berharap sampai kepada tingkat kecamatan bahkan Desa. Karena 4 pilar MPR RI sangat penting dalam menopang kehidupan berbangsa dan bernegara” harapnya.
Sementara itu di tempat yang sama, sekretaris daerah kabupaten Lombok Timur, Drs, H.M.Juaini Taofiq, M.AP, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam konteks berbangsa dan bernegara, 4 pilar ia ibaratkan sebagai oksigen dalam berbangsa dan bernegara.
“Kalau covid yang kita tonton di india itu gejala yang paling berat, itu sepertinya pasien Covid itu kekurangan Oksigen karna menyerang sistem pernapasan. maka ditengah kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, oksigen untuk merekatkan Negara kesatuan Republik Indonesia yaitu empat pilar kebangsaan ini” ucapnya muda ini mengibaratkan.
Juaini, atau yang juga akrab dipanggil Kak Ofik ini juga menyampaikan tentang wawasan kebangsaan. Menurutnya, yang paling utama itu adalah Pancasila yang berikutnya itu adalah undang-undang dasar 45 Lalu ada Negara kesatuan Republik Indonesia dan terakhir adalah bhineka tunggal Ika. Dan menurutnya lagi, menjadi aparatur sipil negara ataupun penyelenggara negara dalam profesi apapun baik sebagai guru, pegawai administrasi, TNI POLRI tentu harus menjadi garda terdepan dalam tatacara berbangsa dan bernegara, maka harus memahami 4 Pilar.
“Bayangkan kalau empat pilar ini tidak kita amalkan dan fahami, maka pada saatnya negara kita ini akan menjadi seperti yang tidak kita inginkan”tandasnya.
Sementara itu dalam penyampaian materi 4 Pilar kebangsaan, anggota DPD RI Ir.H Achmad Sukisman Azmy kembali mengingatkan akan pentingnya Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di tengah-tengah Masyarakat. Sebab menurut dia, generasi saat ini sudah jarang mendapatkan dan tau tentang materi 4 pilar di sekolah – sekolah.
“kalau generasi kita zaman dulu kita kuliah sudah diwajibkan untuk ikut Penataran P4 program 25 jam. Namun setelah era reformasi ini, ada kekhawatiran karena pelajaran tentang kewarganegaraan, Pancasila dan sebagainya sudah mulai agak berkurang. belum lagi tantangan kita kedepan sangat luar biasa, baik dari dalam maupun dari luar negeri” ujar pria yang akrab dipanggil Asa ini.
Lebih lanjut sukisman memandang perlunya pembelajaran tentang Pancasila ini perlu diterapkan kembali di sekolah. para guru juga diharapkan mendukung, agar Pancasila ini dimasukkan kembali ke kurikulum. karena menurutnya, kalau materi Pancasila ini tidak dimasukkan kembali tentu kurang epektif jika hanya mengandalkan kegiatan sosialisasi saja. Sebab, waktu bagi anggota DPR RI ataupun DPD RI untuk memberikan materi itu sangat sedikit, kecuali para generasi muda saat ini masuk organisasi misalnya masuk ke Pramuka, kemudian OSIS, dan sebagainya.
Sukisman juga menjelaskan dan mengingatkan kembali tentang pancasila yang beberapa kali mengalami perubahan. Tanggal 1 juni merupakan titisan pertama kemudian disempurnakan pada tanggal 22 Juni. namun, ada sedikit polemik terutama bagi warga Indonesia yang non muslim karena pada sila pertama kalau bunyinya seperti itu berarti yang yang boleh tinggal di Indonesia hanya orang-orang muslim. Karnanya, dengan kebesaran hati maka dirubahlah sesuai pada pembukaan Undang-undang dasar 45 seperti apa yang termaktub saat ini.
“Jadi 3 kali sudah kita mengalami perubahan, terakhir tanggal 18 Agustus. kemudian yang membanggakan juga adalah, Indonesia ini merdeka bukan keinginan perseorangan, tapi keinginan kelompok bangsa yang majemuk dan berbeda, inilah luar biasanya Indonesia. jadi, kita bersyukur ini mulai diterapkan tahun 1908 mulai mencuatnya anak-anak muda, terutama untuk membentuk organisasi-organisasi Pemuda. kemudian Alhamdulillah muncul sumpah Pemuda, dengan sumpah Pemuda inilah akhirnya kita menjadi satu. Alhamdulillah proklamasi kemerdekaan Indonesia ini diproklamasikan tanggal 17″ Agustus 1945” terangnya.
Sementara itu anggota DPD RI Ajbar juga menyampaikan, pandemi Covid 19 menghantam Masyarakat indonesia dan tentu memberi nuansa baru sehingga menjadi pembelajaran untuk masyarakat indonesia. ia juga menegaskan, bahwa 4 Pilar MPR RI sangat penting untuk disosialisasikan.
“kenapa guru adalah pilar utama yang kami dorong?, sebab kami menganggapnya bahwa dalam rangka sosialisasi 4 pilar Kebangsaan, secara teknis guru – guru adalah garda terdepan untuk generasi kita yang akan datang”demikian kata Ajbar.
Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan saling tukar menukar Cindera Mata antara para anggota DPD dan DPR RI dengan anggota pengurus PGRI Kabupaten Lombok Timur.(rl)