Opini, POROSLOMBOK – Adanya tudingan kepada aktivis lombok timur yang menyita perhatian masyarakat yang di mana di katakan akitivis rebutan jatah , sungguh di sayangkan lontaran kata – kata seperti ini, tidak selayaknya seorang aktifis mengatakan seperti itu.
Pak Eko adalah bagian dari alumni dan secara tidak langsung bagian dari anggota LIGANTARA LOTIM sehingga perlu untuk di luruskan “seperti biasa dulu ketika dia masih hidup nya di perempatan kita pernah akomodir untuk bagaimana melanjutkan pendidikan ke S1 agar hidup nya dan pemikiran nya lebih dewasa” hal ini diungkapkan Ketua Lingkaran Keluarga Bintang Merah (LIGANTARA) Lombok Timur Zuwarno Saputra.SH, Minggu
“Sehingga apapun pendapat nya tetap saya hargai tapi juga tetap kami akan luruskan tentunya sebagai pembimbing yg baik” ucapnya
Tidak semua aktivis seperti itu memang beragam penomena yang terjadi saat ini terkait Aktivis di Lombok Timur tapi apakah yang ngomong itu tidak seperti itu dan apakah dia paling suci rasanya tidak mungkin! .
“Jangan sampai kita seperti maling teriak maling” Ungkapnya
Perjuangan untuk hak – hak rakyat selalu di suarakan , itu memang kewajiban kita sebagai seorang Aktivis , namun ketika ada aktivis saling tuding maka akan membuat kegaduhan ditengah masyarakat dan akan membuat hilang nya kepercayaan kepada para aktivis.
“Jangan asal tuding , nanti akan berdampak kepada generasi yang akan datang, Sehingga tidak akan ada mahasiswa yang akan mau menjadi aktivis” tegasnya
Ditengah Pandemi ini tidak perlu kita saling menjatuhkan apalagi disemua lini , kita saling membutuhkan , sambung pria yang akrab di panggil Om Noq ini, mungkin ini sebuah proses yang dimana kita harus menyikapinya dengan bijak karna aktivis juga manusia yang berkewajiban untuk mencukupi kehidupan keluarganya
“Emang tidak boleh aktivis berusaha, meraka juga punya anak istri yang harus di cukupi segala kebutuhannya” Terangnya
Ia juga menjelaskan kalau memang ada peluang kenapa tidak kita ambil tawaran itu selama itu tidak merugikan masyarakat yang penting tetap mengikuti aturan yang sudah di tetapkan, ia juga sangat menyesalkan statmen tersebut terlontar dari mulut seorang Aktivis.
“Jangan – jangan yang ngomong tidak dapat jatah” Ketusnya
Namun ia berharap mari sesama aktivis saling memahami satu sama lain, tidak boleh lagi ada saling tuding – menuding, agar tercipta sebuah keselarasan dan keseimbangan di Lombok timur, yaitu dengan mengambil bagian masing – masing dalam dunia pergerakan.
“Apa yang kita lihat belum tentu yang sebenarnya , mari buang jauh – jauh rasa saling mencurigai sesama Aktivis” tutupnya (rl)