Lombok Barat, POROSLOMBOK – Kabar menggembirakan datang dari Lombok Barat (Lobar). Di tengah badai corona, kopi produksi asli kabupaten ini yaitu kopi produksi UD. Berkah Alam diekspor ke sebuah negara di Benua Amerika bagian utara, Kanada. Pengiriman pertama yang membanggakan ini dilepas Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di lobby Kantor Bupati Lobar, di Giri Menang, Gerung, Jumat, (23/10).
“Untuk percobaan awal di tahun 2020 ini akan mengirim ke Kanada sebanyak 18 ton, dan perbulannya akan mengirim 1,5 ton,” sebut Lalu Thorik, owner dari UD. Berkah Alam. Kata Thorik, pengiriman adalah dalam bentuk kopi yang sudah jadi. Jika produksinya bagus, lanjutnya, maka pengirimannya akan ditambah.
Bupati Fauzan Khalid merasa bangga atas pengiriman kopi Lobar ke Kanada oleh UD. Berkah Alam. Kata Fauzan, satu-satunya sektor yang masih bertahan positif di Lobar di tengah pandemi Covid-19 adalah pertanian dan perkebunan yaitu mencapai pertumbuhan 2,26 persen. Sayangnya, sektor ini, kata bupati, belum bisa mendongkrak secara maksimal angka pertumbuhan secara makro, karena baru mampu menyumbang 11 persen secara keseluruhan.
“Kalau kontribusi pertanian dan perkebunan 30 persen terhadap pertumbuhan mungkin kita di Lombok Barat tidak minus,” kata bupati.
Oleh karena itu, lanjutnya, pertanian dan perkebunan di Lobar diharapkannya terus digenjot karena dari sisi potensi luar biasa.
“Saya kira mungkin kita berdosa jika potensi-potensi itu tidak kita gali dan manfaatkan. Kita oleh Allah SWT ini diamanatkan untuk memakmurkan,” katanya.
Ditambahkan bupati, tahun depan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tastura Rinjani Barat menjanjikan kalau hutan di wilayah utara dan selatan Lobar akan ditanami kopi yaitu Gunungsari, Batu Layar, Narmada, Lingsar dan Sekotong.
“Untuk itu sinergitas internal harus diutamakan seperti Disperindag, Dinas Koperasi dalam konteks SDM, dan Dinas Pertanian untuk menjamin kualitas tanaman kopi,” pesan bupati.
Menurut Bupati Fauzan, salah satu kelemahan yang dimiliki secara fundamnetal adalah jaminan kontinyuitas kualitas.
“Itu yang menjadi salah satu kelemahan kita, karena kita sering berpikir jangka pendek ketimbang berfikir jangka panjang yang lebih mengutungkan,” ujarnya.
Bupati memberi contoh bagaimana masyarakat lebih suka ‘banyak kali sedikit’ daripada ‘sedikit kali banyak’. Padahal, kontinyuitas, sedikit tapi berkelanjutan adalah lebih baik.
“lebih baik kita dapat Rp 5 juta setiap bulan dibanding Rp 100 juta tapi hanya sebulan,” bupati mencontohkan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Heru Saptaji juga mengapresiasi dan menyambut baik adanya ekspor kopi Lobar.
“Negeri kita membutuhkan kerja sama untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kita, kopi di Lombok Barat luar biasa,” puji Heru.
Heru, yang juga mantan pengembang kopi mengajak untuk terus bersemangat.
“Kanada itu merupakan ujung tombak jika memasuki Amerika, Amerika bagian sana penuh dengan aroma kopi, ketika masuk di San Francisco di sana udara kopi terasa, karena semua pekerja di sana semua memegang kopi saat bekerja, maka jika Kopi Lombok Barat menjadi bagian di sana maka itu capaian yang luar biasa,” ujarnya bersemangat dan berharap.
Tidak hanya itu, Heru juga berharap bisa masuk pasar Asia yang juga penting dengan pintu masuknya Singapura.
“Kami dari Bank Indonesia NTB menyambut baik, maka jangan berpuas diri, kami akan membina sampai berhasil dan melepas jika mampu mengembangkan gerbong-gerbong UMKM lainnya,” ujarnya.
Dikatakan Heru, menjadi eksportir itu tidak mudah karena harus siap dengan ombang-ambing perekonomian dunia.
“Tapi ketika sudah bermaian di pasar global tentunya ketahanannya berbeda dibanding ketahanan bermain di tingkat nasional maupun regional,”pungkasnya.
Hadir pada acara itu Sekda Lombok Barat Dr. H. Baehaqi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lobar Sabidin, Kepala Dinas Pertanian Ir. Muhur Zukhri, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) NTB H. Faurani, dari Kadin Lobar, perwakilan dari Dinas Perindag Provinsi NTB, Dinas Koperasi Lobar dan beberapa pejabat dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia, NTB.(*)