Lotim, POROSLOMBOK – Adanya dugaan penggelapan setoran cicilan pinjaman uang beberapa orang guru pegawai negeri sipil (PNS) oleh oknum bendahara UPT Dikbud kec.Sikur mulai mencuat.
Diduga ulah oknum bendahara tersebut sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi hal itu masih bisa ia tutupi dengan strategi gali lobang tutup lobang oleh oknum bendahara tersebut.
Bak kata pepaptah, Sepandai-pandainya membungkus bangkai pasti baunya kan tercium juga. Ya, begitulah kira-kira yang terjadi dengan oknum bendahara yang belakangan mencuat ke permukaan setelah pihak Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Catur Karya Kotaraja merasa geram karna sudah 7 bulan cicilan para guru tidak dibayarkan.
Sekertaris Koperasi Catur Karya Kotaraja, Lalu Hardi, saat dihubungi via telepon pada sabtu siang (28/11) mengungkan, tercatat sejak bulan mei sampai dengan bulan november oknum bendahara tersebut tidak pernah menyetorkan uang cicilan.
“Bendahara di UPTD kec.sikur itu tidak pernah menyetor ke koperasi kami selama 7 bulan. Yakni dari bulan mei sampai sekarang, dimana jumlah setorannya sebesar 19 juta lebih per bulan,”ungkap Lalu Hardi.
Lalu Hardi menyebutkan, seyogyanya pihaknya sudah melayangkan surat resmi untuk melakukan penagihan terhadap oknum bendahara bersangkutan, Tetapi sejauh ini menurut dia tidak ada jawaban yang pasti dari oknum bendahara tersebut.
“Tidak ada jawaban yang pasti kapan dia mau membayarnya, plungguh (Anda) bersabar dulu karna kami akan melakukan penagihan dulu kepada guru-guru tempatnya mandek uang ini, begitu jawabannya,”tutur lalu hardi.
Setelah mendapatkan keterangan dari pihak koperasi, media ini kemudian menghubungi oknum bendahara atas nama “LD” untuk dimintai keterangannya juga melalui telepon.
Kepada poroslombok LD membenarkan hal tersebut, ia mengakui bahwa dirinya memang tidak pernah membayarkan cicilan pinjaman guru di KPN Catur Karya Kotaraja selama 7 bulan.
Menurut LD, bahwa macetnya setoran cicilan itu disebabkan karna adanya setoran beberapa orang guru yang macet oleh sebab mereka (guru) ada setoran luar yang dipotong langsung pihak Bank NTB.
“Memang betul di KPN kotaraja ini sudah sekitar 7 bulan. memang ini ada kendala tempatnya macet di guru yang setor luar yang kita bantu,”ujarnya.
LD menuturkan, bahwa ada guru yang mengalami masalah dipembagian tabungan yang kemudian ia bantu untuk pengusulan pinjaman karna menurutnya guru bersangkutan sanggup untuk membayar cicilan setiap bulannya.
“Awalnya lancar sebulan duabulan, setelah itu mulai dia macet. Nah awal-awal dia macet bisa saya bantu dengan melakukan pinjaman diluar dan saya ganti pas gajian,”tutur LD.
Akan tetapi, lanjut LD, Setelah tonggakan cicilan itu semakin besar iapun tak bisa lagi untuk membantu membayarkan. Karnanya, ia kemudian mencari para guru bersangkutan untuk diminta melunasi tunggakan cicilan tersebut.
“Itu sebabnya saya ke guru bersangkutan. Tapi ada yang berjanji mau selesaikan bulan januari, ada juga yang janji mau selesaikan bulan besok (Desember) ini,”imbuhnya.
Terkait dengan cicilan yang macet di KPN Catur Karya Kotaraja, LD berkilah bahwa, hal itu disebabkan karena adanya 2 orang guru yang juga punya pinjaman ditempat lain yakni di LKP dan KPN Karya Darma Selong yang mana kedua lembaga itu melakukan pemotongan langsung di Bank NTB.
“Yang 2 orang ini punya pinjaman juga di LKP dan KPN karya Darma, dan itu yang disetor luar, tetapi karna sudah sekian lama tidak pernah disetor sehingga dia numpuk,”kilah LD.
Terpisah, Kepala Unit UPT Dikbud Kec.Sikur, Nahar, S.pd, saat dikonfirmasi juga melalui sambungan telepon menyebutkan bahwa, Permasalahan tersebut sesungguhnya sudah lama terjadi atau sejak kepemimpinan kepala unit (kanit) sebelumnya.
“Begini, jadi ginian ini sejak kanit Pak Yunus. nah sejak itu pada masa pak yunus dapat saja dia minjem sehingga dapat saja dia nyetor karna kecil kan dulu. Nah sekarang karna tidak pernah nyetor sehingga besar jadinya tonggakannya,”ujar kanit nahar.
Pasca pergantian kanit pada UPTD tersebut, sejak itu pula sang bendahara tak diijinkan untuk meminjam uang yang sejatinya akan digunakan untuk membayar cicilan beberapa orang guru oleh bendahara bersangkutan. Hal itulah yang ditengarai menjadi penyebab mencuatnya masalah tersebut ke permukaan.
“Ndak saya kasih dia sekarang minjem ke mana-mana untuk cari hutang untuk menutup itu. Sehingga muncullah dia sekarang gitu, karena dia ndak pernah mau jujur sama saya. Ada apa pelungguh minjem minjem uang disekolah sana disekolah sini tanya saya, tapi dia tidak mau terbuka,”tutur Nahar.
Menurut Nahar, Oknum bendaharanya itu memang melakukan pinjaman sana sini secara pribadi untuk keperluan gali lobang tutup lobang untuk menutupi cicilan tersebut.
Sebagai Kanit, masih kata Nahar, dirinya sudah berkali-kali menyoal bendaharanya itu terkait pinjaman dan cicilan tersebut. Namun menurut dia sang bendahara sampai saat ini belum mau berkata jujur. Sebab itulah kemudian kanit Nahar tidak mengijinkan sang bendahara untuk melakukan pinjaman.
“Kalo dulu kan direstui saja sama Kanit lama. kalau sekarang nggak mau saya, Karena kalau saya kasih semakin besar dia hutang ini,”ketusnya.
Terkait keterangan bendahara yang mengatakan bahwa cicilan itu macet karna adanya pinjaman luar yang macet, kanit tak menampik hal itu. Dirinyapun membenarkan hal tersebut. namun menurut dia, hal itu tidak semestinya dijadikan sebagai alasan pembenaran.
Diceritakan kanit, bahwa awal dirinya mengetahui hal tersebut setelah adanya laporan dari pihak koperasi Kotaraja yang datang untuk membuka dan menceritakan persoalan yang ada, barulah dirinya mengetahui bahwa kasus ini sesungguhnya sudah besar.
“Nah Setelah datang pengurus koperasi baru saya tahu. Makanya sengaja saya ceritakan pak Kanit, katanya ketua koperasi supaya plungguh (Anda) tahu sebenarnya seperti apa masalah ini,”tutur kanit menceritakan.
Nah sepanjang orang ini, masih kata kanit, yang berhutang di bank tidak melunasi tonggakan tersebut, maka sepanjang itu pula oknum bendahara tersebut akan mengalami permasalahan. Sebab menurut hemat dia oknum bendahara bersangkutan seolah tidak mau mengambil resiko sendiri atas persoalan tersebut.
“Sebenarnya begini, ada 7 sebenarnya yang macet. Sedangkan yang 4 orang saja sebenarnya uangnya itu jumlahnya 225.000.000 juta. tetapi orang ini harus dia nyetor ke mamiq (Bendahara) baru dia final ginian ini, hutangnya guru yang dibantu oleh bendahara untuk menyetorkan dia di bank. nah harus dia nyetor orang ini ke bendahara,”urai Nahar menjelaskan.
Ia menegaskan, Sebagai bentuk rasa tanggungjawabnya sebagai kanit, dirinya sudah mencari serta menawarkan solusi dengan membangun komunikasi dengan pihak Bank BPR Syariah dengan menjaminkan dirinya demi mendapatkan pinjaman untuk mengatasi masalah tersebut.
“Bahkan sudah saya cari solusi di Bank BPD Syariah dengan menjaminkan diri saya supaya dia dapat minjam. Tetapi setelah kita kumpul dan kita bicarakan di direktur bank, hilang dia semuanya. Berarti orang ini tidak ada itikad baiknya untuk membayar hutang di koperasi,”tandasnya kesal.
Hari ini, minggu (29/11) sebenarnya media ini mengagendakan untuk mengunjungi KPN Catur Karya Kotaraja. Namun mengingat bahwa hari ini libur maka media ini memutuskan untuk memperjelas kembali data anggota KPN tersebut melalui telepon.
Kepada media ini, Lalu Hardi merincikan, Anggota KPN yang dikelolanya berjumlah ratusan lebih. Tetapi yang melakukan pinjaman saat ini sekitar 60 orang lebih, sebagian kecil membayar langsung di KPN. Sedangkan yang cicilannya dipungut melalui bendahara UPTD berjumlah 57 orang.
Terkait alasan oknum bendahara UPTD Sikur yang mengatakan bahwa setoran ke KPN Kotaraja macet karena adanya setoran guru yang macet disetoran luar, Lalu Hardi menegaskan bahwa itu tidak ada sangkut pautnya dengan urusan di KPN Kotaraja.
“Boleh-boleh saja dia beralasan seperti itu, tapi apa hubungannya dengan kami? Anggota kami tidak ada yang seperti itu, makanya itu yang kami tagih,”tegasnya kesal.
Setelah mendapatkan penjelasan dari sekertaris KPN Kotaraja, media ini pun kembali menelepon oknum bendahara untuk dikonfirmasi kembali jawaban pihak koperasi. Dan benar saja LD mengakui bahwa 4 orang guru yang setorannya bermasalah tersebut bukan bagian dari anggota KPN Kotaraja.
Saat ditanya, jika memang yang bermasalah itu bukan anggota KPN Kotaraja, lalu kenapa cicilan yang di KPN Kotaraja tidak dibayarkan? LD kembali memberikan jawaban yang tidak jelas.
“Memang dia yang bermasalah ini bukan nasabah KPN Kotaraja. Tapi kan ada dia setoran luarnya di LKP, dia minjam juga di KPN Karya Darma Selong. Nah sedangkan tempatnya minjam ini dia motong langsung di Bank NTB, begitu dia,”jawab LD.
Namun karena terus ditanya oleh poros lombok, jawaban LD pun berubah-rubah dari yang tadinya mengatakan yang melakukan setoran luar itu tidak ada yang dari anggota KPN Kotaraja namun berubah dengan menyebut bahwa ada satu orang anggota KPN Kotaraja yang melakukan setoran luar.
“Ada satu anggotanya yang melakukan setoran luar, Lalu Supangkat namanya,”sebut LD.
Sampai wawancara diakhiri oleh media ini dengan LD, dirinya terus memberikan jawaban yang sama, bahwa guru yang setorannya bermasalah tidak ada sangkut pautnya dengan KPN Kotaraja. Namun demikian ia mengatakan akan menyelesaikan cicilan tersebut setelah mendapatkan uang dari 4 orang yang disebutnya bermasalah.(ns)